PENYESALAN TIADA AKHIR ORANG DHALIM DAN ORANG KAFIR
Abdul Aziz Setiawan, SKM.
Hampir tidak ada manusia yang tidak pernah menyesal dalam hidupnya. Akan tetapi dari sekian banyak penyesalan yang dialami oleh manusia, tidak ada penyesalan yang lebih besar daripada penyesalan yang dialami oleh orang kafir atau orang dholim. Dan penyesalan tersebut terjadi sejak kematian mereka, ketika mereka dibangkitkan dari alam kubur, ketika mereka berdiri di depan neraka hingga mereka dilemparkan kedalam siksa api neraka.
Allah SWT secara khusus mengabadikan penyesalan mereka dalam banyak ayat al Quran untuk menjadi perenungan bagi kita semua. Ini semua dilakukan agar kita tidak mengalami dan mengucapkan kata-kata tersebut kelak.
Berikut ini penyesalan orang-orang kafir dan dholim yang Allah SWT abadikan dalam banyak firman-Nya :
- Penyesalan ketika sakaratul maut
Ketika sakaratul maut, orang kafir dan dholim akan berkata seperti yang difirmankan oleh Allah SWT : “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan” (al Mukminuun : 99-100). Ibnu Katsir dalam menafsiri ayat ini berkata : Allah SWT memberitakan kepada kita perihal keadaan orang-orang kafir dan dholim ketika datang kematian kepada mereka, dimana mereka mengatakan perkataan itu dan mereka meminta untuk dikembalikan ke dalam kehidupan dunia untuk memperbaiki amalnya yang rusak selama hidupnya di dunia.
Juga firman Allah SWT : “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”” (al Munafiquun : 10). Ibnu Katsir berkata menafsiri firman Allah SWT disini : setiap orang yang berbuat melampaui batas niscaya dia akan menyesal ketika datang kematiannya dan meminta agar umurnya ditangguhkan walau sesaat untuk melakukan yang telah tertinggal.
- Penyesalan ketika mati
Ketika orang kafir dan dholim mati, mereka juga menyesal sebagaimana firman Allah SWT : “Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (Ibrahim : 44). Ibnu Katsir berkata : Allah SWT memberitahukan perihal perkataan orang-orang yang dholim ketika mereka melihat adzab-Nya, dan mereka mengatakan : “…Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul…”.
Demikian juga firman Allah SWT : “Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: “Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa’at yang akan memberi syafa’at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?.” Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan” (al A’raf : 53). Ibnu Katsir berkata mengutip perkataan ar Rabi’ : dan takwilnya (adzab yang dijanjikan) terus senantiasa datang hingga sempurna pada hari kiamat, hingga ada yang masuk ke dalam surga dan neraka.
- Penyesalan ketika dibangkitkan dari alam kubur
Ketika dibangkitkan dari alam kubur, orang kafir dan dholim menyesal teramat sangat. Dimana Allah SWT mengabadikan keadaan mereka : “Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.”” (as Sajdah : 12). Ibnu Katsir berkata : Allah SWT memberitahukan perihal keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan keadaan mereka ketika melihat hari kebangkitan. Mereka berdiri di hadapan Allah SWT dalam keadaan hina dina dan menundukkan kepala mereka karena malu seraya mengatakan : “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar”, atau kami sekarang mendengar firman-Mu dan menaati perintah-Mu.
Beliau juga berkata perihal firman Allah SWT : “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.”, yakni maknanya kami yakin bahwa janji-Mu adalah benar dan pertemuan dengan-Mu juga benar.
- Penyesalan ketika berdiri di depan neraka
Ketika orang kafir dan dholim berdiri di hadapan neraka dan mereka melihatnya, maka untuk kesekian kalinya mereka mengungkapkan penyesalan mereka. Dimana Allah SWT berfirman : “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.” (al An’am : 27-28)
Ibnu Katsir berkata : Allah SWT berfirman perihal keadaan orang-orang kafir ketika mereka berdiri di hadapan neraka, ketika mereka menyaksikan apa yang ada di dalam neraka seperti rantai, belenggu, mereka melihat semua perkara yang mengerikan itu dengan mata kepala mereka sendiri. Dan ketika itulah mereka mengatakan : “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).
“Dan kamu akan melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?”” (asy Syuuraa : 44). Ibnu Katsir berkata : Allah SWT memberitahukan keadaan orang-orang dholim, mereka adalah orang-orang musyrik, tatkala mereka melihat adzab Allah SWT pada hari kiamat, maka mereka berangan-angan untuk dikembalikan ke dalam kehidupan dunia. Dan mereka berkata : “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?”.
- Penyesalan ketika berada di dalam neraka
Dan penyesalan orang-orang dholim dan kafir tidak sampai disitu, bahkan ketika mereka berada di neraka mereka pun juga mengungkapkan penyesalan mereka. Dimana Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): “Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir.”, Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?”” (Ghafir 10-11). Ibnu Katsir berkata : Allah SWT berfirman memberitakan keadaan orang kafir, dimana mereka diseru pada hari kiamat sedang mereka dalam pedihnya siksa api neraka yang menyala-nyala, dan ini terjadi ketika mereka disiksa oleh Allah SWT dengan siksa yang tidak terkira sebelumnya. Ketika itulah mereka murka kepada diri mereka sendiri dengan sebab apa yang telah mereka lakukan pada masa lalu dan menjadi sebab mereka dilemparkan ke dalam neraka.
Juga firman Allah SWT, dimana para penghuni neraka berteriak-teriak di dalam neraka menyampaikan penyesalan mereka dan meminta untuk dikembalikan dalam kehidupan dunia : “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun” (Fathir : 37)
Mereka para penghuni neraka juga mengakui semua doa yang telah dilakukannya dalam kehidupan dunia sebagaimana firman Allah SWT : “Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala” (Al Mulk : 10-11)
Akan tetapi, setelah penyesalan yang teramat sangat dan panjang diungkapkan oleh orang-orang kafir dan dholim dalam beberapa fase kehidupan mereka, mulai dari kematian hingga dilemparkan ke dalam siksa api neraka, ternyata mereka tidaklah mendapat jawaban atas penyesalan mereka kecuali jawaban yang teramat menyakitkan hati mereka dan menjadi sebab mereka akan putus asa selama-lamanya. Dimana Allah SWT berfirman : “Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku” (Al Mukminuun : 106-108). Ibnu Katsir berkata : inilah jawaban dari Allah SWT kepada orang-orang kafir ketika mereka minta dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke dalam kehidupan dunia, dimana Allah SWT berfirman : “Tinggallah didalamnya” atau tinggallah di neraka dalam keadaan hina dina, “dan janganlah kamu berbicara dengan Aku” atau tidak usah mengulang-ulang permintaan kalian ini, karena tidak ada jawaban kalian dari Aku.
Semoga memberi kita taufiq untuk senantiasa istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat kita, amin!
RUJUKAN : Tafsir Ibnu Katsir