?️ Ustadz Abu Ghozie As Sundawie Hafidzhahullahu Ta’ala
Ketika Syaithan dari kalangan JIN merasa sulit untuk mengelincirkan bani Adam yang kuat imannya, yang teguh keistiqamahannya, yang kokoh diatas hidayah.
Mulailah mereka (Jin) meminta pertolongan atau bantuan kepada para syaithan dari kalangan MANUSIA, untuk menjerumuskan ke lembah dosa dan maksiat, seperti minta bantuan dan kerjasama dengan para dukun, tukang ramal dan paranormal.
Merekalah temen-teman yang buruk saling membisikannya serta saling mempengaruhinya.
♢ Allah Ta’ala berfirman tentang Syaithan jenis Jin dan Manusia :
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
Katakanlah:
(1) “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
(2) Raja manusia.
(3) Sembahan manusia.
(4) Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
(5) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
(6)dari jin dan manusia”
(QS An Naas : 1-6).
♢ Allah Ta’ala juga berfirman :
وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ
Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. (QS Al A’am : 121)
Oleh karena itu penting bagi seorang Muslim yang berusaha untuk istiqamah di atas Sunnah untuk memperhatikan teman-teman bergaulnya, dengan siapa mereka berteman akrab karena *pertemanan yang tidak dibangun diatas ketakwaan maka hanya akan menjadi musuh pada hari kiamat*.
♢ Allah Ta’ala berfirman :
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. QS Az Zukhruf : 67.
Para Syaithan pun mempunyai wali atau para penolongnya dari kalangan para Dukun dan tukang-tukang sihir. ♢ Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
فَيَسْمَعُ الكَلِمَةَ فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، ثُمَّ يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، حَتَّى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الكَاهِنِ، فَرُبَّمَا أَدْرَكَ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ، فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا: كَذَا وَكَذَا، فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الكَلِمَةِ الَّتِي سَمِعَ مِنَ السَّمَاءِ
Ketika mereka (Syaithan penyadap berita) mendengar berita itu, disampaikanlah kepada yang ada dibawahnya, dan seterusnya, sampai ke tukang sihir dan tukang ramal, tapi kadang-kadang syaitan pencuri berita itu terkena api (pelempar Syaithan) sebelum sempat menyampaikan berita itu, dan kadang-kadang sudah sempat menyampaikan berita sebelum terkena api, kemudian dengan satu kalimat yang didengarnya itulah tukang sihir dan tukang ramal itu melakukan seratus macam kebohongan, mereka mendatangi tukang sihir dan tukang ramal seraya berkata : bukankah ia telah memberi tahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar), sehingga ia dipercayai dengan sebab kalimat yang didengarnya dari langit”. (HR Bukhari : 4800).
Semoga kita senantiasa berada pada jalan yang lurus.
Wallahu waliyyut Taufiq.