SALAFI ADALAH SIFAT DALAM BERAGAMA

?️  Ustadz Abu Ghozie As Sundawie Hafidzhahullahu Ta’ala

Salafy itu jalan keselamatan dan lawan dari keselamatan adalan jalan kebinasaan.

Sebagaimana istilah ahlus sunnah adalah jalan keselamatan dan lawannya adalah jalan ahli bidah yaitu jalan kebinaasaan.

Dan Nabi shalallahu alaihi wasallam telah menyebut dengan istilah BINASA bagi yang berpaling dan menyimpang dari SUNNAH nya, menyimpang dari jalannya, dari petunjuknya, dimana beliau bersabda :

قد تركتُكم على البيضاءِ ليلُها كنهارِها لا يزيغُ عنها بعدي إلا هالكٌ

“Sungguh aku telah tinggalkan kalian diatas jalan yang putih (jelas) , malamnya seperti siangnya, tidaklah menyimpang dari jalan tersebut setelahku (yakni dari petunjukku jalan yang terang) kecuali pasti BINASA

Maka kebinasaan itu tidak harus orang kafir saja, tidak harus orang yang di luar islam saja, tapi orang islam pun tetap disebut orang yg binasa bila berada diatas kesesatan dalam berislam, berislam mengikuti nenek moyang yang sesat, berislam namun jauh dari petunjuk Nabi dan para sahabat, maka mereka juga orang-orang yang BINASA, dan tentu kebinasaan itu tidak harus sama status kebinasaannya dengan kebinasaan orang kafir yang kekal dan abadi dalam jurang Neraka, dimana kebinasaan orang islam yang berada dalam kesesatan ini adalah kebinasaan tergantung seberapa jauh menyimpangnya dari ajaran Nabinya

Jadi Salafy itu bukan agama, tetapi salafy adalah istilah bagi orang yang baik dan lurus dalam pemahaman agamanya, istilah bagi cara pemahaman yang benar terhadap agama, itulah firqatun najiyah jalan golongan yang selamat, Maka sebaliknya akan binasalah, cekakalah, merugilah, meranalah, serta gelisahlah bagi orang atau kaum yang tidak menempuh jalannya Nabi dan para sahabatnya.

Allah Ta’ala telah mengancam siapa saja yang menyimpang dari jalan orang-orang yang beriman (sahabat) dalam firmanNya.

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“ Dan siapa saja menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali” [An-Nisaa/4 : 115]

Demikian, semoga bermanfaat

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *