SELAMAT DATANG PENUTUT ILMU

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Mencari ilmu sungguh merupakan salah satu upaya taqarrub (pendekatan diri) yang paling utama bagi hamba kepada Allah subhanahu wa Ta’ala, dan salah satu bentuk ketaatan unggulan yang meninggikan derajat dan meningkatkan kehormatan seorang Muslim di sisi Allah subhanahu wa Ta’ala

Allah telah Memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mempunyai ilmu dan belajar, berfikir, dan merenung.

Di sisi lain Allah subhanahu wa Ta’ala juga mewanti-wanti mereka agar menjauhi kebodohan dan mengikuti hawa nafsu. Dia juga menerangkan bahwa ilmu yang bermanfaat bagi pengembannya pada hari kiamat adalah ilmu yang murni diperuntukkan bagi Allah, untuk mencari ridha-Nya, dengan berpegang adab Islam dalam mencarinya, dan berperangai dengan akhlak pemimpin manusia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam  yang tidak lain akhlaknya adalah Al Quran.

Oleh karena itu perhatian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam  terhadap pendidikan adab bagi shahabatnya tidak kurang dari perhatiannya terhadap pengajaran mereka.

Dan perhatiannya terhadap pendidikan dan pensucian jiwa tidak kurang dari perhatiannya terhadap penjelasan hukum-hukum Islam bagi mereka.

Maka ilmu tanpa adab tidak akan bermanfaat. Ilmu yang tidak disertai jiwa yang disucikan akan menghujat pengembannya pada hari kiamat nanti, dihari tiada berguna lagi harta dan anak-anak, kecuali bagi orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat

Dari sini, tampak jelas perhatian besar ulama salaf terhadap pendidikan para pencari ilmu, pensucian jiwa mereka, dan terapi penyakit hati mereka.

Mereka semua mengajarkan adab sebelum ilmu, dan memantau kondisi para pelajar ibarat seorang dokter yang tengah mengobati pasien. Ia berusaha mencarikan obat yang mujarab sampai pasiennya sembuh dari sakitnya dan bebas dari penderitaannya.

Tidak mengherankan bila kita menemukan puluhan kitab karya ulama besar dalam hadits, tentang akhlak dan adab-adab pencari ilmu.

Sehingga dari tangan mereka lahir generasi yang diberkahi, mengemban ilmu yang disertai amal dan adab. Mereka menegakkan ilmu dengan sebaik-baiknya. Mereka membangun peradaban Islam yang menjadi kebanggaan ummat.

Dan jadilah kharisma dan posisi ulama mengungguli posisi para penguasa. Dan wibawa ilmu dan ulama menjadi ciri yang menonjol di tengah masyarakat Islam.

Kondisi semacam itu berlangsung berabad-abad. Kemudian terjadilah keterpurukan dan kharisma ulama di masyarakat luntur ketika rasa takut kepada Allah di hati ulama melemah. Mereka berganti haluan dengan mendekati orang-orang yang gandrung dunia dan berebut serpihannya, serta mengejar kedudukannya.

Sekarang ini saat kita melihat tanda-tanda yang jelas untuk kembali kepada agama Allah subhanahu wa Ta’ala masih kita rasakan adanya banyak kalangan pelajar Islam yang meninggalkan adab belajar salafush shalih.

Dan kita masih melihat kompetisi meraih ijazah dan gelar akademik demi mencari status sosial di masyarakat dan untuk memperoleh pekerjaan yang bisa mengalirkan uang.

Demikianlah ilmu menjadi sarana bukan tujuan. Para pelajar merasa sudah cukup dengan apa yang mereka pelajari di kampus-kampus, memperoleh ijazah. Dan mayoritas mereka berhenti pembelajarannya setelah lulus.

Lebih parah lagi, mereka mengira bahwa gelar akademis yang mereka capai menjadikan mereka sebagai ulama, dan mengantarkannya ke barisan para fuqaha yang mampu menyelesaikan berbagai masalah.

Padahal ilmu dan spesialisasi yang mereka capai tidak melebihi satu bagian kecil dari cabang-cabang disiplin ilmu yang ada.

Oleh karena itu, satu keharusan atas sesama penuntut ilmu untuk saling memberi nasehat dan saling mengingatkan agar memilki rasa takut kepada Allah, Karena tak ada satu pun dosa yang tersembunyi bagi Allah, mereka juga harus selalu berpegang pada adab yang luhur yang tidak boleh ditinggalkan oleh ulama dan pelajar.

Tidak diragukan, bahwa musuh-musuh Islam membuat strategi untuk menjauhkan pemuda Muslim dari ilmu yang bermanfaat, khususnya ilmu syari’at yang menjadi kunci kehidupan, kebangkitan, dan kemajuan ummat.

Mereka dengan penuh ambisi menyita waktu pemuda muslim dengan berbagai kegiatan yang menggiurkan. Memang tidak ada sesuatu yang lebih membuat mereka marah daripada mereka melihat semangat putra-putra kaum muslimin dalam mencari ilmu dan berpegang teguh dengan adab penuntut ilmu Islam.

Wahai saudaraku para penuntut ilmu buatlah mereka kewalahan dan menyerah, dengan cara kembali kepada agama yang benar dalam bentuk ilmu, amal, dan akhlak.

Penyair berkata :

إِذَا شِئْتَ أَنْ تَلْقَى عَدُوَّكَ رَاغِمًا

Jika kau ingin mendapati musuhmu dalam keadaan tunduk

وَتَقْتُلَهُ غَمًّا وَتَحْرِقَهُ هَمًّا

Terbunuh dalam keadaan menderita-Dan terbakar dalam keadaan duka

فَرُمْ لِلْعُلَا وَازْدَدْ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّهُ

Maka raihlah kemuliaan dan tambahlah ilmu,

مَنِ ازْدَدَ عِلْمًا زَادَ حَاسِدُهُ غَمًّا

Karena orang yang bertambah ilmunya Akan membuat pendengkinya semakin menderita  (Muqaddimah Adab Thalibil Ilmi, Anis Ahmad Karzun, hal. 5-8)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam menyambut para penuntut ilmu dengan sambutan hangat penuh hormat.

Dari Shofwan bin ‘Asal al-Muradi radhiyallahu ‘anhu ia berkata :

«أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي جِئْتُ أَطْلُبُ الْعِلْمَ فَقَالَ : «مَرْحَبًا يَا طَالِبَ الْعِلْمِ إِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لَتَحُفُّهُ الْمَلَائِكَةُ, وَتُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا ثُمَّ يَرْكَبُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا حَتَّى يَبْلُغُوا سَمَاءَ الدُّنْيَا مِنْ حُبِّهِمْ لِمَا يَطْلُبُ»

Aku pernah datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam maka aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang untuk menuntut ilmu.” Beliau pun menjawab, “Selamat datang, wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya penuntut ilmu diliputi oleh para malaikat dan mereka menaunginya dengan sayap-sayap mereka. Kemudian sebagian mereka menaiki sebagian yang lain sampai ke langit dunia, karena kecintaan mereka terhadap apa yang mereka lakukan.” (Akhlaq al-’Ulama, hal. 37)

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau biasa menyambut para pemuda yang mencari ilmu:

«مَرْحَبًا بِيَنَابِيعِ الْحِكْمَةِ وَمَصَابِيحِ الظُّلَمِ، خُلْقَانِ الثِّيَابِ، جُدُدِ الْقُلُوبِ، حُلُسِ الْبُيُوتِ رَيْحَانِ كُلِّ قَبِيلَةٍ»

“Selamat datang sumber hikmah, pelita dalam kegelapan: pakarannya usang namun hatinya baru, tertahan di tempat tinggal, namun jadi wewangian bagi setiap kabilah” (Jaami’ bayan al ilmi 1/231)

Maksudnya bahwa sifat mereka kebanyakan menyibukkan diri dengan mencari ilmu dan tetap di dalam tempat tinggalnya untuk mengkaji dan belajar. Inilah yang menyibukkan mereka dan memperhatikan pakaian indah dan main di jalan-jalan seperti para pemuda lain.

Secara umum wahyu agama ini dibangun diatas dua dasar yaitu ilmu dan amal. Dengan membawa dua dasar inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam diutus ke muka bumi. Sebagaimana Firman Allah subhanahu wa Ta’ala :

{هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ}

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (QS At Taubah : 33, As Shaf : 9)

Al hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

وَقَالَ {هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ}  فَالْهُدَى هُوَ: الْعِلْمُ النَّافِعُ وَدِينُ الْحَقِّ : هُوَ الْعَمَلُ الصَّالِحُ

“Dan Allah subhanahu wa Ta’ala  berfirman, “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk dan agama yang benar” maka yang di maksud petunjuk yaitu ilmu yang bermanfaat dan yang dimaksud dengan agama yang hak adalah amal shalih” (Tafsir Ibnu Katsir 7/303)

Ilmu adalah karunia dan ni’mat Allah subhanahu wa Ta’ala yang paling agung, sebagaimana Firman Allah subhanahu wa Ta’ala  :

{وَأَنزَلَ اللهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ وَكَانَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكَ عَظِيماً}

Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu. (QS An Nisa’ : 113)

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *