Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Tidak dibolehkan melakukan transaksi jual beli di dalam masjid, karena masjid bukan dibangun untuk maksud tersebut, tetapi dibangun untuk maksud berdzikir kepada Allah, mendirikan shalat, mengajarkan manusia tentang agama mereka, dan lain sebagainya.
وَمَنْ رَأَى رَجُلاً يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِيْ الْمَسَاجِدِ فَلْيَدْعُ عَلَيْهِ وَلْيَقُلْ : لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ.
Barangsiapa yang melihat ada orang yang melakukan transaksi jual beli di dalam masjid, maka berdo’alah keburukan atasnya dan ucapkanlah, “Semoga Allah tidak akan memberikan keuntungan buat daganganmu ”
فَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي المَسْجِدِ، فَقُولُوا: لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ.. الحديث ) ([ .رواه الترمذي (1321) وقال: حديث حسن غريب. والعمل عليه عند بعض أهل العلم: كرهوا البيع والشراء في المسجد، وهو قول أحمد وإسحاق، وقد رخص فيه بعض أهل العلم في البيع والشراء في المسجد . ورواه الدارمي(1401)]).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, “Apabila kalian melihat orang yang membeli atau menjual di dalam masjid, maka ucapkanlah, “Semoga Allah tidak akan memberikan keuntungan buat daganganmu’.”
تَنْبِيْهٌ : حَوْلَ الْبَيْعِ أَوْ الشِّرَاءِ فِيْ الْغُرَفِ أَوِ الصَّالَاتِ الْمُلْحَقَةِ بِالْمَسْجِدِ أَوِ الْقَاعَاتِ الْمُخَصَّصَةِ لِلصَّلَاةِ.
Hal yang harus diperhatikan bila transaksi jual beli dilakukan di sebuah ruangan yang merupakan bagian dari masjid atau ruangan yang dikhususkan untuk shalat,
قَالَتِ اللَّجْنَةُ الدَّائِمَةُ : لَا يَجُوْزُ الْبَيْعُ وَالشِّرَاءُ وَلَا الْإِعْلَانُ عَنِ الْبَضَائِعِ فِيْ الْقَاعَةِ الْمُخَصَّصَةِ لِلصَّلَاةِ إِذَا كَانَتْ تَابِعَةً لِلْمَسْجِدِ،
Al-Lajnah Ad-Daimah mengatakan bahwa tidak diperbolehkan bertransaksi jual beli, juga tidak boleh memberitahukan tentang barang-barang di ruangan khusus untuk shalat apabila masih merupakan bagian dari masjid.
وَقَدْ قَالَ النَّبِيًّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي المَسْجِدِ، فَقُولُوا: لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ .. .
Nabi telah bersabda, “Apabila kalian melihat orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah, “Semoga Allah tidak akan memberikan keuntungan buat daganganmu.”
وَقَالَتْ : أَمَّا الْغُرَفُ فَفِيْهَا تَفْصِيْلٌ : فَإِنْ كَانَتْ دَاخِلَةً فِيْ سُوْرِ الْمَسْجِدِ فَلَهَا حُكْمُ الْمَسْجِدِ وَالْقَوْلُ فِيْهَا كَالْقَوْلِ فِيْ الْقَاعَةِ،
Dan selanjutnya Al-Lajnah Ad-Daimah berkata, “Adapun beberapa ruangan yang merupakan bagian dari masjid, ada penjabaran lebih lanjut mengenai hal itu, yaitu jika ruangan-ruangan itu di dalam pagar masjid, maka itu sama hukumnya dengan masjid, dan hukumnya juga sama dengan masjid.
أَمَّا إِنْ كَانَتْ خَارِجَ سُوْرِ الْمَسْجِدِ وَلَوْ كَانَتْ أَبْوَابُهَا فِيْهِ فَلَيْسَ لَهَا حُكْمُ الْمَسْجِدِ
Adapun jika ruangan-ruangan itu berada di luar masjid, meskipun pintu-pintunya masih berada di pagar masjid, maka hukumnya bukanlah seperti masjid,
لِأَنَّ بَيْتَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِيْ تَسْكُنُهُ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا كَانَ بَابُهُ فِيْ الْمَسْجِدِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ حُكْمُ الْمَسْجِدِ ([ . (6/283) فتوى رقم 🙁 11967)]).
karena rumah Nabi yang didiami beliau dan Aisyah radhiyallahu ‘anha, pintunya di masjid, tetapi bukan masjid.”
فائدة : اتِّبَاعاً لِسُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّ مَنْ سَمِعَ رَجُلاً يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِيْ الْمَسَاجِدِ فَلْيَقُلْ لَهُ : لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ. وَظَاهِرُ اللَّفْظِ أَنَّهُ لَا فَرْقَ بَيْنَ الْعَالِم بِالْحُكْمِ أَوِ الْجَاهِلِ بِهِ.
Faedah : Untuk mengikuti sunnah Nabi bahwasanya siapa yang mendengar seseorang melakukan transaksi jual beli di dalam masiid hendaknya dia berkata, semoga Allah tidak akan memberikan keuntungan buat daganganmu. Dan secara tekstual, itu tidak ada perbedaan antara orang yang mengetahui hukum dan tidak mengetahui hukum.