Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Dimakruhkan keluar dari masjid bagi orang yang mendengar adzan bila sudah berada di dalam masjid. Kecuali ada udzur yang memaksanya untuk keluar dari masjid, seperti memperbaharui wudhu dan lain-lain,
فَعَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ، قَالَ : كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ، فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ الْمَسْجِدِ يَمْشِي
Dari Abu Sya’tsa’, dia berkata, “Kami duduk-duduk di dalam masjid bersama Abu Hurairah lalu seorang muadzin mengumandangkan adzan. Seorang lelaki keluar dari masjid
فَأَتْبَعَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنَ الْمَسْجِدِ، فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ : «أَمَّا هَذَا، فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» ([ . رواه مسلم (655)، وأحمد (9118)، والترمذي(204)، والنسائي (683)، وأبو داود (536)، وابن ماجة (733)، والدارمي (1205)]).
lalu dipandangi oleh Abu Hurairah hingga orang itu keluar dari masjid. Abu Hurairah berkata, “Orang ini telah bermaksiat kepada Abul Qasim (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).”
وَالْحَدِيْثُ لَهُ حُكْمُ الرَّفْعِ لِأَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَمْ يَكُنْ لَهُ أَنْ يَجْتَهَدَ فِيْ مِثْلِ هَذَا وَحَاشَاهُ .
Hadits ini berkedudukan marfu’, karena Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu tidak mungkin berijtihad pada masalah ini -dan itu sangat tidak mungkin-.
فَلَا يَجُوْزُ لِمَنْ أَدْرَكَهُ الْأَذَانُ وَهُوَ بِالْمَسْجِدِ أَنْ يَخْرُجَ مِنْهُ حَتَّى يُؤَدِّيْ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوْبَةَ، إِلَّا لِعُذْرٍ.
Maka orang yang mendengar adzan bila telah berada di masjid, dia tidak boleh keluar dari masjid sebelum shalat fardhu dilaksanakan, kecuali karena udzur.
لِأَنَّ مَنْ خَرَجَ بَعْدَ الْأَذَانِ بِدُوْنِ عُذْرٍ، قَدْ يُشْغِلُهُ أَوْ يُعَوِّقُهُ مَا يَمْنَعُهُ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ مَعَ الْجَمَاعَةِ، فَيَكُوْنُ سَبَباً فِيْ تَفْوِيْتِ صَلَاةِ الْجَمَاعَةِ .
Karena orang yang keluar masjid tanpa udzur setelah adzan berkumandang, kadang dia disibukkan atau terhalangi untuk mendirikan shalat dengan berjamaah, maka ini menjadi sebab tertinggalnya shalat berjamaah.