BULAN SYA’BAN BULAN DILAPORKANNYA AMALAN TAHUNAN

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Bulan Sya’ban (bulan ke-8 dalam kalender hijriyah) yang jatuh sebelum bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki kekhususan, diantara kekhususan tersebut adalah sebagai bulan dilaporkannya amalan tahunan kepada Allah.

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya, wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa pada suatu bulan sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Sya’ban adalah bulan yang terlupakan oleh manusia, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan yang didalamnya amal perbuatan akan diangkat (dilaporkan) ke sisi Rabb semesta Alam, maka aku lebih suka kalau amalanku dilaporkan sementara akau sedang berpuasa” (HR. Ahmad 5/201 no 21753, di shahihkan oleh syaikh Al Albani didalam As Shohihah 4/1898).

Yang dilaporkan dibulan Sya’ban ini adalah amalan tahuan, karena amalan amalan hamba itu dilaporkan oleh malaikat kepada Allah dalam tiga waktu :

[a] Amalan tahunan yang dilaporkan di bulan Sya’ban,

Sebagaimana didalam hadits Usamah diatas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Ia adalah bulan yang didalamnya amal perbuatan akan diangkat (dilaporkan) ke sisi Rabb semesta Alam” (HR. An Nasa-I, shahih sunan Nasaa-I no : 2221)

[b] Amalan mingguan yang dilaporkan disetiap hari Senin dan Kamis

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak melakukan puasa pada hari senin dan kamis. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Dilaporkan amalan-amalan itu setiap hari Senin dan Kamis, maka aku suka kalau amalanku dilaporkan dalam keadaan aku sedang berpuasa” (HR. Tirmidzi : 747, shahih Targhib watarhib no. 1027, 1029).

[c] Amalan harian yang dilaporkan setiap pagi dan petang.

Yaitu pagi pada waktu shalat subuh sedangkan petang pada waktu shalat ashar. Hal ini didasarkan pada riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاَةِ الفَجْرِ وَصَلاَةِ العَصْرِ، ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ، فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

“Silih bergantian pada sisi kalian malikat malam dan malaikat siang, mereka berkumpul pada waktu shalat subuh dan shalat ashar, lalu naiklah malaikat yang semalam bersama kalian, maka Allah bertanya kepada mereka, dan Dia maha mengetahui terhadap mereka,”bagaimana kalian tinggalkan para hamba-Ku ? maka para malaikat menjawab, “kami datangi mereka dalam keadaan shalat (ashar) dan kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat (subuh)” (HR. Bukhari : 555, Muslim : 632)

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *