KEKHUSUSAN HARI TASYRIQ

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Hari Tasyriq adalah :
Hari ke 11 – 13 Dzulhijjah.

Disebut Tasyriq (daging kering), karena dahulu para sahabat mengeringkan daging kurban mereka di jadikan bekal.

🔖 Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah).

Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari.

Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya.”
(Syarh Shahih Muslim, 8/18).

🔖 Hari tasyriq merupakan hari yang agung sebagaimana dalam riwayat dari ‘Abdullah bin Qurth radhiyallahu anhu , Rasulullah ﷺ bersabda :

أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ، ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ

“Hari-hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari nahar, kemudian hari tasyriq”
(HR Ibnu Khuzaimah : 2917, Abu dawud : 1765, shahihul Jaami’ : 1064)

Di dalam hadits diatas hari tasyrik dinamakan juga yaumul Qarr (hari menetap) karena para jemaah haji pada hari-hari ini menetap di Mina untuk melakukan manasik melempar jumrah yang tiga yang dimulai dari jumrah ula lalu wustha dan Kubra atau jumrah aqabah yang waktunya di mulai dari tergelincirnya matahari.

🖍️ Pada hari Tasyriq diperintahkan untuk berdzikir banyak menyebut nama Allah ﷻ dan menganggungkan-Nya

Allah ﷻ berfirman :

وَاذْكُرُواْ اللهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ

Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang . (QS Al baqarah : 203)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma berkata :

أنَّ الأيامَ الْمَعْلُوْمَاتِ الْمَذْكُوْرَةَ فِيْ سُوْرَةِ الْحَجِّ هِيَ أَيَامُ الْعَشْرِ وَالْأَيَامَ الْمَعْدُوْدَاتِ الْمَذْكُوْرَةَ فِيْ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ هِيَ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ.

“Sesunnguhnya yang di maksud hari-hari yang telah di ketahui yang terdapat di surah Al hajj adalah hari-hari sepuluh pertama bulan Dzulhijjah, dan yang di maksud hari-hari yang berbilang yang terdapat di surah Al Baqarah adalah hari tasyriq”
(tafsir Ibnu Rajab 1/153).

Hari-hari Tasyriq adalah hari penyembelihan sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ :

كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ ذَبْحٌ

”Seluruh hari Tasyriq adalah waktu penyembelihan (qurban).”
(HR. Ahmad dan Baihaqi: 19025. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ : 4537).

Sebagaimana juga kita di larang berpuasa sunnah pada hari-hari tasyriq karena masih di anggap hari raya, jadi hari tasyriq adalah hari makan dan minum, hal ini sebagaimana riwayat Dari Nubaisyah Al Hudzali, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.”
(HR. Muslim no. 1141)

Dalam lafazh lainnya, beliau bersabda,

وَأَيَّامُ مِنًى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari Mina (hari tasyriq) adalah hari menikmati makanan dan minuman”
(HR. Muslim no. 1142).

Diriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu berkata:

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ أُنَادِيَ أَيَّامَ مِنًى : إِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ ، فَلا صَوْمَ فِيهَا يَعْنِي أَيَّامَ التَّشْرِيقِ

Rasulullah ﷺ menyuruhku agar menyeru pada waktu di Mina, yaitu; “Bahwa hari-hari di Mina adalah hari (waktunya) makan dan minum, maka tidak ada puasa di dalamnya”. Yang di maksud adalah hari-hari tasyriq.
(HR Ahmad, Pentahqiq “Musnad Imam Ahmad” berkata: hadits ini shahih li ghairihi)

Syeikh Ibnu Baaz rahimahullah berkata:

لا يجوز صيام اليوم الثالث عشر من ذي الحجة لا تطوعاً ولا فرضاً ، لأنها أيام أكل وشرب وذكر لله عز وجل ، وقد نهى النبي ﷺ عن صيامها ولم يرخص في ذلك لأحد إلا لمن لم يجد هدي التمتع

“Tidak boleh berpuasa pada tanggal 13 Dzulhijjah, baik puasa sunnah maupun wajib, karena hari tersebut adalah (waktunya) makan dan minum dan berzikir kepada Allah, Rasulullah ﷺ telah melarang berpuasa ada hari tersebut dan tidak memberikan keringanan kecuali bagi mereka yang tidak mendapatkan hewan sembelihan haji”.
(Majmu’ Fatawa Ibnu Baaz: 15/381)

Di kecualikan bagi jemaah haji tamatu’ yang tidak mampu atau tidak mendapatkan hewan hadyu untuk di sembelih yang merupakan kewajiabn atasnya, boleh berpuasa 3 hari saat haji pada hari-hari tasyriq saat melaksanakan haji dan 7 hari ketika sudah kembali ke negerinya, yang 7 hari ini tentunya tidak boleh pada hari hari tasyriq.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma keduanya berkata:

لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يَصُمْنَ ، إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدَ الْهَدْيَ.

“Tidak ada rukhshoh (keringanan) pada hari-hari tasyriq untuk berpuasa, kecuali bagi yang tidak mendapatkan hady (sembelihan haji)”.
(HR Bukhari)

Dianjurkan membaca doa yang banyak dibaca oleh Rasulullah ﷺ secara umum dan di hari hari Tasyrik secara khusus yaitu :

« اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ »

[Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].”

Anas bin Malik mengatakan,

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِىِّ ﷺ *« اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ »*

“Do’a yang paling banyak dibaca oleh Nabi ﷺ

“Allahumma Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar”

[Wahai Allah, Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka]
(HR. Bukhari no. 2389 dan Muslim no. 2690).

Allah ﷻ berfirman,

فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa:
“Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa:

“Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar”

Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
(QS. Al Baqarah: 200-201)

Ikrimah rahimahullah mengatakan :

يستحب أن يُقال في أيام التشريق : ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار، وهذا الدعاء من أجمع الأدعية للخير، وكان النبي صلى الله عليه وسلم يُكثر منه،

Di anjurkan untuk membaca pada hari-hari Tasyriq

“Robbana Aatina fid Dunia hasanh wafil akhirati hasanah waqina Adzaban Naar,”

Doa ini di antara doa yang mencakup semua kebaikan, Nabi ﷺ memperbanyak doa ini

Syaikh Muhammad bin Shalih al Munajid hafidzahullah berkata :

وقد استحب كثيرٌ من السلف كثرة الدعاء بهذا في أيام التشريق . وفي قول النبي ﷺ : ” إنها أيام أكل وشرب وذكر لله عزَّ وجل ” إشارةٌ إلى أنَّ الأكل في أيام الأعياد والشُّرب إنما يستعان به على ذكر الله تعالى وطاعته وذلك من تمام شكر النعمة أن يُستعان بها على الطاعات .

“Kebanyakan ulama salaf menganjurkan banyak berdoa dengan doa ini di hari-hari tasyriq.

Sabda Nabi ﷺ ‘Sesungguhnya ia hari makan dan minum serta mengingat Allah ﷻ’ memberikan isyarat bahwa makan dan minum pada hari raya, membantu untuk mengingat Allah ﷻ dan ketaatan kepada-Nya. Hal itu termasuk kesempurnaan syukur nikmat, membantu dalam ketaatan.

https://islamqa.info/ar/answers/36950

Demikian semoga bermanfaat, wallahu a’lam

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *