BERSYUKUR ATAS NIKMAT BERTEMU RAMADHAN

BERSYUKUR ATAS NIKMAT BERTEMU RAMADHAN

✍ Abu Ghozie As Sundawie

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin –rahiamhullah- berkata :

إِخْوَانِيْ إِنَّ شَهْرَكُمُ الْكَرِيْمَ قَدْ عزَم على الرحيل، ولم يبقَ منه إلاَّ الزمنُ القليلُ، فمَنْ كان منكم محسِناً فليحمدِ اللهَ على ذلك ولْيَسْألْه القَبولَ، ومَنْ كان منكم مهملاً فلْيتبْ إلى اللهِ ولْيَعْتَذِرْ من تقصيرِه فالعذرُ قبْلَ الموتِ مَقْبولٌ.

“Wahai saudaraku bahwasanya bulan Ramadhan yang mulia ini akan segera pergi meninggalkan kalian, tidak tersisa darinya melainkan beberapa waktu yang singkat. Barang siapa yang berbuat baik didalamnya maka hendaklah ia memuji Allah dan meminta pengqabulannya, sedangkan siapa yang berbuat buruk maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan dari kelalaiannya. Sebab permohonan ampun sebelum kematian tiba akan diterima. (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 220)

Allah Ta’ala berfirman tentang ayat puasa Ramadhan yang didalamnya ada penyebutan beberapa ni’mat yang agung kemudian ditutup dengan ungkapan syukur, hal ini menujukan betapa besar dan agungnya nikmat bertemu dengan bulan Ramadhan.

Ayat yang mulia tersebut adalah :

{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS Al Baqarah : 185).

Diantara ni’mat yang disebutkan dalam ayat diatas :

(1)-Diturunkannya Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil.

Allah Ta’ala berfirman :

{شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ}

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS Al Baqarah : 185).

(2)-Diantara nikmat yang lainnya yang terdapat dalam ayat adalah nikmat dipertemukannya dengan bulan Ramadhan dan diberi taufiq oleh Allah untuk menjalankan ibadah yang agung yaitu puasa.

Hal ini tertuang dalam firman Allah :

{ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ}

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,. (QS Al Baqarah : 185).

(3)-Kenikmatan berupa RUKHSHAKH dalam menjalankan puasa ketika ada udzur di bolehkan untuk berbuka dengan menggantinya dihari yang lain.

Allah Ta’ala berfirman :

{ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ}

dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.. (QS Al Baqarah : 185).

(4)-Diantara nikmat yang Allah sebutkan dalam ayat yang mulia diatas adalah nikmat kemudahan syari’at Islam.

Allah Ta’ala telah berfirman ;

{ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ }

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.. (QS Al Baqarah : 185).

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ»

“Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah ((berangkat di waktu malam) “ (HR Bukhari)

(5)-Diantara nikmat yang disebutkan adalah disempurnakannya bilangan bulan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Allah Ta’ala berfirman :

{وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ}

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya. (QS Al Baqarah : 185).

(6)-Diantara nikmat yang disebutkan adalah disyariatkannya Takbir sebagai bentuk pengagungan kepada Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala telah berfirman :

{ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ }

dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,. (QS Al Baqarah : 185).

Semua nikmat nikmat yang besar yang telah disebutkan dalam ayat tersebut wajib disyukuri baik dengan hati, dengan lisan dan anggota badan.

Oleh karena itu diakhir ayat Allah Ta’ala berfirman :

{ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS Al Baqarah : 185). (Faedah dari Muhadharah “Washoya Wa Ahkam fi Khitami Syahri Romadhan” oleh Fdhilatus Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhshin al Badr -hafidzahumallah)

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *