KEAGUNGAN BULAN RAJAB Bagian 7

Sesi 7
● Perbuatan bid’ah di bulan Rojab
_______________

[7]-Amaliyah bid’ah dibulan Rojab.

Bulan Rajab memang bulan yang mulia, termasuk diantara salah satu bulan haram (suci) yang empat.

Dimana dibulan bulan haram tersebut dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih dan menghindari dari segala macam bentuk dosa dan maksiat.

Adapun mengkhususkannya dengan ibadah-ibadah tertentu seperti do’a, shalat, puasa atau perayaan-perayaan tertentu maka hal ini tidak ada dasarnya dalam syari’at yang mulia.

Mengkhususkan ibadah yang asalnya umum dan mutlak kepada waktu tertentu, atau tempat tertentu maka hal ini membutuhkan dalil, jika tidak ada dalil pengkhususan maka jatuhlah kepada ibadah yang diada-adakan dengan kata lain disebut bid’ah.

Oleh karena itu para Ulama membuat kaedah dalam masalah ini.

كُلُّ عِبَادَةٍ مُطْلَقَةٍ ثَبَتَتْ فِيْ الشَّرْعِ بِدَلِيْلٍ عَامٍ فَإِنَّ تَقْيِيْدَ إِطْلاَقِ هَذِهِ الْعِبَادَةِ بِزَمَانٍ أَوْ مَكَانٍ مُعَيَّنٍ أَوْ نَحْوِهِمَا بِحَيْثُ يُوْهِمُ هَذَا التَّقْيِيْدَ أَنَّهُ مَقْصُوْدٌ شَرْعًا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَدُلَّ الدَّلِيْلُ الْعَامُ عَلَى هَذَا التَّقْيِيْدِ فَهُوَ بِدْعَةٌ .

Setiap ibadah yang ditetapkan oleh Syari’at dengan dalil bersifat umum (mutlaq) maka membatasi ibadah ini dengan waktu atau tempat tertentu atau yang semisalnya, sehingga menganggap bahwa pembatasan ini dari syari’at padahal tidak ada dalil yang menunjukan terhadap pembatasan, maka ibadah tersebut adalah bid’ah.
(Qowa’id ma’rifatil Bida’, hal.116)

Adapun dalil’dalil yang dibawakan oleh sebagian orang yang melakukannya adalah dalil-dalil yang tidak shahih bahkan kebanyakannya dalil-dalil tersebut palsu tidak ada asal usulnya.

Sementara kaedahnya beribadah yang didasari oleh dalil yang tidak shahih maka ibadah tersebut bid’ah.

كُلُّ عِبَادَةٍ تُسْتَنَدُ إِلَى حَدِيْثٍ مَكْذُوْبٍ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهِيَ بِدْعَةٌ .

Setiap ibadah yang disandarkan kepada hadits palsu atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bid’ah. (Qawa’id ma’rifatil Bida’, hal. 68)

InysaAllah bersambung ke sesi 8

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *