Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
اخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ فِيْ حُكْمِ الشُّرْبِ قَائِماً، وَيَعُوْدُ اخْتِلَافُهُمْ فِيْهِ إِلَى وُجُوْدِ أَحَادِيْثِ صَحِيْحَةٍ ظَاهِرُهَا التَّعَارُضُ،
Para ulama berbeda pendapat tentang masalah ini. Perbedaan pendapat ini kembali kepada adanya hadits shahih yang secara zahir kontradiktif,
فَبَعْضُهَا كَانَتْ تَنْهَى عَنِ الشُّرْبِ قَائِماً، وَبَعْضُهَا كَانَتْ عَلَى الْعَكْسِ مِنْ ذَلِكَ :
sebagiannya melarang minum sambil berdiri, dan sebagiannya sebaliknya, di antaranya :
أَوَلاً : أَحَادِيْثُ النَّهْيِ عَنِ الشُّرْبِ قَائِماً :
Pertama, hadits-hadits yang melarang minum sambil berdiri :
(1)- رَوَى أَنَسٌ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِمًا وَفِيْ رِوَايَةٍ : نَهَى أَنْ يَشْرَبَ قَائِمًا» ([1]) .
[1]-Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu, “Bahwasanya Nabi ﷺ melarang minum sambil berdiri.” Dan dalam sebuah riwayat, “Beliau melarang minum sambil berdiri.”
(2)-وعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِمًا) ([2]) .
[2]-Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu, dia berkata : Bahwasanya Nabi ﷺ melarang minum sambil berdiri.”
(3)-وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا، فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِئْ» ([3]) .
[3]-Dari Abu Hurairah , dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda “Janganlah sekali-kali kalian minum sambil berdiri. Bila lupa, maka muntahkanlah minuman itu.”
ثَانِياً : أَحَادِيْثُ جَوَازِ الشُّرْبِ قَائِماً :
Kedua, hadits-hadits yang membolehkan minum sambil berdiri :
(1)-عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ-رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا-قَالَ : «سَقَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ، فَشَرِبَ وَهُوَ قَائِمٌ» ([4]).
[1]-Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, dia berkata, “Aku mengambilkan minum untuk Rasulullah ﷺ dari air zamzam, maka beliau minum sambil berdiri.”
(2)-عَنِ النَّزَّالِ، قَالَ: أَتَى عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى بَابِ الرَّحَبَةِ «فَشَرِبَ قَائِمًا» فَقَالَ: إِنَّ نَاسًا يَكْرَهُ أَحَدُهُمْ أَنْ يَشْرَبَ وَهُوَ قَائِمٌ،
[2]-Dari An-Nazal, dia berkata, ‘Ali radhiyallahu Anhu datang ke Pintu Ar-Rahbah, lalu ia minum sambil berdiri. Dia berkata, “Sesungguhnya orang orang ada yang tidak suka minum sambil berdiri,
وَإِنِّي «رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ كَمَا رَأَيْتُمُونِي فَعَلْتُ»
dan sesungguhnya aku melihat Nabi ﷺ minum sambil berdiri sebagaimana kalian melihat aku melakukannya sekarang. ”
وَفِيْ رِوَايَةِ أَحْمَدَ : عَنْ زَاذَانَ : أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، شَرِبَ قَائِمًا، فَنَظَرَ النَّاسُ، فَأَنْكَرُوا ذَلِكَ عَلَيْهِ،
Dan dalam sebuah Riwayat Imam Ahmad, dari Zadan bahwasanya Ali bin Abi Thalib minum sambal berdiri dan orang orang melihat kepadanya lalu mereka mengingkarinya.
فَقَالَ عَلِيٌّ : مَا تَنْظُرُونَ إِنْ أَشْرَبْ قَائِمًا، فَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْرَبُ قَائِمًا،
Maka Ali radhiyallahu anhu mengatakan, “apa yang kalian lihat ? Jika aku minum sambil berdiri, sungguh, aku telah melihat Nabi ﷺ minum sambil bendiri
وَإِنْ أشْرَبْ قَاعِدًا فَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْرَبُ قَاعِدًا ([5]) .
Jika aku minum sambil duduk, sungguh aku telah melihat Nabi ﷺ minum sambil duduk,”
(3)-عَنْ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ : «كُنَّا نَشْرَبُ وَنَحْنُ قِيَامٌ وَنَأْكُلُ، وَنَحْنُ نَسْعَى عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» ([6]) .
[3]-Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu bahwasanya dia berkata, “Kami pada masa Rasulullah ﷺ minum sambil berdiri dan kami makan sambil berjalan.”
(4)-وَفِيْهِ عَنْ عَائِشَةَ، وَسَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاصٍ، أَنَّهُمَا لَا يَرَيَانِ بِشُرْبِ الْإِنْسَانِ وَهُوَ قَائِمٌ بَأْساً. وَرؤي ابن عمر، وابن الزبير وهما يشربان قياماً ([7]) .
Dan diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha dan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu , bahwasanya keduanya memandang orang yang minum sambil berdiri itu tidak apa-apa. Dan Ibnu Umar dan Ibnu Az-Zubair Radhiyallahu Anhurna, keduanya minum sambil berdiri.”
وَلِأَجْلِ هَذِهِ الْأَحَادِيْثِ الَّتِيْ ظَاهِرُهَا التَّعَارَضُ وَغَيْرِهَا، تَنَازَعَ أَهْلُ الْعِلْمِ فِيْ بَيَانِ حُكْمِهِ، وَأَعْدَلُ الْأَقْوَالِ عِنْدِيْ مَا قَالَهُ ابْنُ تَيْمِيَّةَ فِيْ فَتَاوِيْهِ قَالَ :
Berdasarkan hadits-hadits ini, yang secara tekstual bertolak belakang, para ulama berbeda pendapat tentang penjelasan hukumnya dan menurut kami pendapat yang paling pertengahan adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa-nya, dia berkata,
وَلَكِنَّ الْجَمْعَ بَيْنَ الْأَحَادِيثِ أَنْ تُحْمَلَ الرُّخْصَةُ عَلَى حَالِ الْعُذْرِ. فَأَحَادِيثُ النَّهْيِ مِثْلُهَا فِي الصَّحِيحِ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الشُّرْبِ قَائِمًا
“Akan tetapi, menggabungkan antara hadits-hadits ini, yaitu membawa dispensasi ketika ada ‘UDZUR. Hadits-hadits yang melarang minum sambil berdiri seperti : “Bahwasanya Nabi ﷺ melarang minum sambil berdiri.”
وَفِيهِ عَنْ قتادة عَنْ أَنَسٍ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَجَرَ عَنْ الشُّرْبِ قَائِمًا} قَالَ قتادة: فَقُلْنَا: الْأَكْلُ؟ فَقَالَ: ذَاكَ شَرٌّ وَأَخْبَثُ.
Dan dari Qatadah dari Anas, “Bahwasanya Nabi ﷺ melarang minun sambil berdiri.” Qatadah bertanya, “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab. ” Makan lebih buruk dari itu (bila sambil berdiri).”
وَأَحَادِيثُ الرُّخْصَةِ مِثْلَ حَدِيثِ مَا فِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ عَلِيٍّ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : شَرِبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا مِنْ زَمْزَمَ
Dan hadits-hadits yang memberi keringanan seperti hadits yang terdapat dalam Ash-Shahihain dari Ali dan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, keduanya mengatakan, “Nabi ﷺ minum air zamzam sambil berdiri.”
وَفِي الْبُخَارِيِّ عَنْ عَلِيٍّ : أَنَّ عَلِيًّا فِي رَحْبَةِ الْكُوفَةِ شَرِبَ وَهُوَ قَائِمٌ. ثُمَّ قَالَ : إنَّ نَاسًا يَكْرَهُونَ الشُّرْبَ قَائِمًا وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَنَعَ كَمَا صَنَعْت.
Dan dalam hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari, dari Ali Radhiyallahu Anhu, “Sesungguhnya orang-orang ada yang tidak suka minum sambil berdiri, dan sesungguhnya Nabi ﷺ minum sambil berdiri sebagaimana aku melakukannya sekarang.”
وَحَدِيثُ عَلِيٍّ هَذَا قَدْ رُوِيَ فِيهِ أَثَرٌ أَنَّهُ كَانَ ذَلِكَ مِنْ زَمْزَمَ كَمَا جَاءَ فِي حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ هَذَا كَانَ فِي الْحَجِّ
Dan hadits Ali ini diriwayatkan dalam sebuah atsar bahwa yang diminum adalah air zamzam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Ibnu Abbas, ini adalah ketika haji,
وَالنَّاسُ هُنَاكَ يَطُوفُونَ وَيَشْرَبُونَ مِنْ زَمْزَمَ وَيَسْتَقُونَ وَيَسْأَلُونَهُ وَلَمْ يَكُنْ مَوْضِعَ قُعُودٍ
dan manusia di sana sedang thawaf dan mereka minum air zamzam, mereka meminta minum dan ketika itu tidak ada tempat duduk,
مَعَ أَنَّ هَذَا كَانَ قَبْلَ مَوْتِهِ بِقَلِيلِ فَيَكُونُ هَذَا وَنَحْوُهُ مُسْتَثْنًى مِنْ ذَلِكَ النَّهْيِ وَهَذَا جَارٍ عَنْ أَحْوَالِ الشَّرِيعَةِ : أَنَّ الْمَنْهِيَّ عَنْهُ يُبَاحُ عِنْدَ الْحَاجَةِ؛
dan kejadian ini beberapa saat sebelum Rasulullah ﷺ wafat. Ini adalah pengecualian dari larangan di atas. Dan ini merupakan kondisi syariat: “Bahwasanya sesuatu yang dilarang kadang dibolehkan ketika diperlukan.
بَلْ مَا هُوَ أَشَدُّ مِنْ هَذَا يُبَاحُ عِنْدَ الْحَاجَةِ بَلْ الْمُحَرَّمَاتُ الَّتِي حُرِّمَ أَكْلُهَا وَشُرْبُهَا كَالْمَيْتَةِ وَالدَّمِ تُبَاحُ لِلضَّرُورَةِ. ([8]) .
Bahkan ada yang lebih dari ini yang dibolehkan, yaitu sesuatu yang diharamkan seperti makan bangkai dan minum darah dibolehkan ketika darurat.”
(Kitabul Adab, Fuad As Syalhub)
Kami katakan :
Kesimpulan dari pemaparan penulis adalah bahwa makan minum itu hukumnya wajib sambil duduk, namun boleh sambil berdiri ketika ada udzur. Hal ini bentuk pengkompromian dari dalil – dalil yang nampak kontradiksi, dan inilah kesimpulan dari pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
************
[1] .رواه مسلم(2024)، وأحمد(11775)، والترمذي(1879)، وأبو داود(3717)، وابن ماجه(3424)، والدارمي(2127)
[2] . رواه مسلم (2025)، وأحمد(10885)، والبغوي في شرح السنة (3045)
[3] . رواه مسلم(2026) ، وأحمد(8135) دون قوله: فمن نسي فليستقي .
[4] . رواه البخاري(1637)، ومسلم(2027)، وأحمد(1841)، والترمذي(1882)، والنسائي(2964)، وابن ماجه(3422)
[5] . رواه البخاري(5615)، وأحمد(797)، والنسائي(130)، وأبو داود(3718)
[6] . رواه أحمد(4587)، وابن ماجه(3301) وصححه الألباني (3364)، والدارمي(2125)
[7] . انظر الموطأ (1720،1721،1722)
[8] . الفتاوى (32/209-210)