Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Diantara nikmatnya punya anak adalah apabila anak kita meninggal sebelum balighnya maka mereka akan memberikan syafa’at kepada orang tuanya. Karena tidaklah Allah mengambil sesuatu dari hamba-Nya kecuali akan memberinya pengganti.
Dari Anas bin Malik, Rasululllah bersabda :
مَا مِنَ النَّاسِ مُسْلِمٌ، يَمُوتُ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الحِنْثَ، إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ
“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal mati tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah masukkan ke dalam surga (karenanya) sebagai bentuk rahmat kepada mereka” (HR Bukhari : 1381)
Dalam lafadz lain :
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَمُوتُ لَهُمَا ثَلَاثَةُ أَوْلَادٍ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ، إِلَّا أَدْخَلَهُمَا اللهُ وَإِيَّاهُمْ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ الْجَنَّةَ. قَالَ: يُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ. قَالَ: فَيَقُولُونَ: حَتَّى يَجِيءَ أَبَوَانَا قَالَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ. فَيَقُولُونَ مِثْلَ ذَلِكَ قَالَ: ” فَيُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَبَوَاكُمْ
“Tidaklah ada dua orang muslim yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukan mereka ke surga karena sebab rahmat dan karunia-Nya. Beliau bersabda, Lalu dikatakan kepada mereka, “masuklah kalian surga” mereka menjawab, Hingga ibu bapak kami juga (masuk surga)” dikatakan sampai tiga kali tapi jawabannya sama. Akhirnya dikatakan kepada mereka masuklah kalian ke surga beserta ibu bapak kalian” (HR Ahmad, musnad 2/510 : 10622, kitab As-Syafa’ah ‘inda Ahlis Sunnah : 66)
Anak yang belum baligh disini termasuk juga bayi yang keguguran, mereka akan memberi syafa’at kepada orang tuanya.
Dari Mu’adz Bin Jabal dari Nabi bersabda,
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَىْ الجَنَّةِ إِذَا احْتَسَبَتْهُ
Demi yang jiwaku berada di Tangan-Nya sesungguhnya bayi yang keguguguran akan menarik ibunya dengan tali ari-ari nya masuk surga apabila ia mengharap ganjaran” (HR Ibnu Majah : 1609, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani didalam kitab Ahkamul Janaiz hal. 39)
Imam An-Nawawie rahimahullahu Ta’ala berkata :
وَمِنْهَا أَنَّ مَوْتَ الْوَاحِدِ مِنْ الْأَوْلَادِ حِجَابٌ مِنْ النَّارِ وَكَذَا السَّقْطُ
Kematian seoarang anak akan menjadi penghalang dari api neraka, demikian juga anak yang mati keguguran” (Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab 5/287)
Oleh karena itu, bayi yang mati keguguran selama sudah ditiupkan ruh tetaplah dianjurkan untuk diberi nama serta di aqiqahi karena mereka akan dibangkitkan pada hari kiamat yang dengan itu kita mengharapkan syafa’atnya kelak.
Dari Al Miqdam bahwasanya Rasulullah bersabda :
«مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُوتُ سِقْطًا وَلَا هَرِمًا وَإِنَّمَا النَّاسُ فِيمَا بَيْنَ ذَلِكَ إِلَّا بُعِثَ ابْنَ ثَلَاثِينَ سَنَةً، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ كَانَ عَلَى مَسْحَةِ آدَمَ، وصُورَةِ يُوسُفَ، وَقَلَبِ أَيُّوبَ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عُظِّمُوا وَفُخِّمُوا كَالْجِبَالِ»
Tidaklah seorangpun yang mati baik secara keguguran (janin) atau mati pada masa tua dan sesungguhnya manusia berada pada antara kemungkinan itu, kecuali akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam usia 33 tahun. Maka apabila dari golongan penduduk surga akan diciptakan setinggi Nabi Adam (60 hasta), dalam bentuk wajah Nabi Yusuf, seperti hati Nabi Ayyub. Adapun kalau dari golongan penduduk neraka maka jasadnya akan di besarkan sebesar gunung”. (HR. Thabrani : 663, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dikitab As-Shahihah : 2512, Shahih At-Targhib : 3701)
Dari Abu sa’id Al-Khudri, Rasulullah bersabda :
إِذَا مَاتَ وَلَدُ العَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلَائِكَتِهِ: قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي، فَيَقُولُونَ: نَعَمْ، فَيَقُولُ: قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ، فَيَقُولُونَ: نَعَمْ، فَيَقُولُ: مَاذَا قَالَ عَبْدِي؟ فَيَقُولُونَ: حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ، فَيَقُولُ اللَّهُ: ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الجَنَّةِ، وَسَمُّوهُ بَيْتَ الحَمْدِ
Apabila anaknya seoarang hamba mati maka Allah berfirman kepada malaikat-Nya, apakah kalian telah cabut nyawanya anak hamba-Ku ? mereka mengatakan : iya lalu Allah bertanya (lagi) apa yang dikatakan hamba-Ku ? Para Malaikat menjawab, “mereka mengucapkan Alhamdulillah lalu mengucapkan Innaa lillahi wainna ilaihi raji’un” maka Allah pun berfirman, “Bangunlah untuk hamba-Ku istana di Surga dan namakanlah Istana Pujian” (HR Tirmidzi : 1021, Hadits ini dinyatakan Hasan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah)