Diantara penghancur pahala ibadah puasa adalah berdusta, dan dusta yang paling besar dosanya adalah berdusta terhadap Allah dan Rasul Nya :
● Berupa mengada-ada dalam masalah agama
● Mengatakan halal haram dalam masalah agama tanpa ilmu
● Termasuk menyebarkan hadits yang tidak ia ketahui keabsahannya, bahkan dengan sengaja menyebarkan hadits palsu karena menganggap isi dan kandungannya baik.
Apalagi diantara ciri hadits palsu itu suka bikin baper, bikin heboh dan lebay, seperti hadits tentang huru-hara yang akan terjadi di hari jum’at pertengahan bulan Ramadhan.
Perhatikanlah ayat-ayat dan hadits-hadits shahih dibawah ini sebagai bahan renungan kita agar kita hati-hati dan waspada tidak mudah memposting atau menshare artikel yang *terkait masalah agama* khususnya yang menyangkut riwayat-riwayat yang disandarkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى الله كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُون
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya?
Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.
(QS Al An’am : 21)
Allah Ta’ala juga berfirman :
وَلاَ تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَـذَا حَلاَلٌ وَهَـذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُواْ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.
(QS An Nahl : 116)
Dalam ayat lain disebutkan :
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS Al A’raf : 33)
Dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku itu berbeda dengan berdusta kepada seseorang, maka siapa saja yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiaplah tempat duduknya di neraka”
(HR Bukhari : 1291, Muslim : 4).
Diantara bentuk dusta atas nama Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah *menyampaikan hadits palsu kepada kaum muslimin apapun tujuannya*.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
“Siapa saja yang menyampaikan satu hadits dariku lalu ia tahu kalau hadits itu dusta maka ia termasuk salah satu dari para pendusta”
(HR Muslim, Syarah Muslim An Nawawi 1/62).
Secara umum seorang muslim haram untuk berdusta kepada siapapun, akan tetapi berdusta atas nama Allah dan Rasul Nya lebih besar lagi dosanya, lebih lebih dilakukan ketika sedang berpuasa di bulan ramadhan, maka lebih berlipat lagi dosanya, karena akan berpengaruh kepada nilai puasanya.
Dai Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْت
Berlaku jujurlah kalian, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan.
Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga.
Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah.
Dan hindarilah dusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka.
Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah. (HR Muslim : 2607).
Demikian, semoga bermanfaat dan agar kita lebih hati-hati untuk menahan tangan ini dengan tidak mudah menshare sesuatu yang mengatas namakan Nabi shalallahu alaihi wasallam kecuali setelah dipastikan ada sumbernya dan juga shahih derajat beritanya.
Wallahu waliyyut Taufiq.
Semoga bermanfaat