AMALAN IBADAH YANG DISYARI’ATKAN DIBULAN RAMADHAN (Bagian 1 – Puasa)

Oleh : Abu Ibrohim Muhammad Ali dan Abu Ghozie As Sundawie

Seorang yang beriman pasti akan senang dan gembira saat berjumpa dengan musim-musim ibadah dimana  amal shalih dilipat-gandakan, serta dosa-dosa dan kesalahan dihapuskan seperti yang terdapat pada bulan Ramadhan. Akan tetapi dengan bergembira saja tidaklah cukup untuk meraih kesuksesan dan menggapai keberkahannya, tanpa adanya usaha berupa mengamalkan amalan-amalan ibadah yang disyari’atkan atas bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Allah a ber-Firman:

قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ ٥٨

“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’” (QS Yunus: 58).

Dari Abu Hurairah f ia berkata bahwa Rasulullah k memberi kabar gembira kepada para Sahabatnya dengan bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ, شَهْرٌ مُبَارَكٌ, كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ, فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةُ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ. فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup, dan para syetan diikat, juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa” (HR Ahmad: 7148, An-Nasa’i: 2108, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah: 2/456)

Amalan Ibadah yang Disyari’atkan di Bulan Ramadhan 

Berikut ini adalah amalan-amalan yang disyari’atkan untuk dilakukan pada bulan Ramadhan, diantaranya:

1. Puasa

Puasa merupakan bentuk ibadah yang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah lainnya.

Dari Abu Umamah Al-Bahili  p ia mengatakan:

أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ مُرْنِى بِأَمْرٍ آخُذُهُ عَنْكَ. قَالَ :عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ

“Aku mendatangi Rasulullah i lalu aku mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, tunjukan kepadaku perkara yang aku ambil (pegang teguh) darimu’. Lalu beliau a bersabda, ‘Berpuasalah karena (puasa) itu tidak ada yang serupa dengannya’”. (HR An-Nasa’i: 2220, As-Shahihah: no. 1973)

Dari Raja’ bin Haiwah, dari Abu Umamah p, ia berkata:

أَنْشَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَيْشًا ، فَأَتَيْتُهُ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ ، ادْعُ اللهَ لِي بِالشَّهَادَةِ ، قَالَ : اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ ، فَغَزَوْنَا فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا ، حَتَّى ذَكَرَ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، قَالَ : ثُمَّ أَتَيْتُهُ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَتَيْتُكَ تَتْرَى ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَدْعُوَ لِي بِالشَّهَادَةِ ، فَقُلْتَ : اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا يَا رَسُولَ اللهِ، فَمُرْنِي  بِعَمَلٍ أَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ ، فَقَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ ، قَالَ : فَكَانَ أَبُو أُمَامَةَ لاَ يُرَى فِي بَيْتِهِ الدُّخَانُ نَهَارًا إِلاَّ إِذَا نَزَلَ بِهِمْ ضَيْفٌ ، فَإِذَا رَأَوَا الدُّخَانَ نَهَارًا عَرَفُوا أَنَّهُ قَدِ اعْتَرَاهُمْ ضَيْفٌ

“Rasulullah k sedang menyiapkan tentara (pasukan), lalu aku mendatanginya kemudian aku mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, do’akanlah agar aku mati syahid.’ Maka beliau berdo’a, ‘Ya Allah selamatkanlah mereka dan berikanlah kemenangan dengan mendapatkan ghanimah.’ Lalu kami pun berperang, dan selamat serta mendapatkan kemenangan dengan membawa ghanimah. Sehingga ia mengatakan yang demikian (minta dido’akan agar mati syahid) sampai tiga kali. Kemudian aku mendatanginya (lagi) dan mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, aku telah mendatangimu tiga kali berturut-turut memohon kepadamu agar mendoakanku mati syahid, akan tetapi engkau malah mendo’akan ‘Ya Allah selamatkan mereka, berilah kemenangan dengan membawa ghanimah’, lalu kami pun berperang serta selamat dengan membawa ghanimah. (kalau begitu) Wahai Rasulullah tunjukanlah kepadaku amalan yang dengannya aku masuk Surga’. Maka beliau bersabda, ‘Berpuasalah engkau karena puasa itu (ibadah) yang tidak ada bandingannya.’ Ia (Raja’ bin Haiwah _ed) pun mengatakan bahwasanya Abu Umamah tidak nampak pada siang hari adanya asap di (dapur) rumahnya, kecuali kalau kedatangan tamu. Apabila mereka melihat ada asap pada siang hari pertanda di rumahnya sedang ada tamu”(HR Ibnu Hibban: 2425, Thabrani: 4763. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, Shahih At-Targhib wat Tarhib: 1/580)

Bersambung

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *