UCAPAN SESEORANG AKAN NAMPAK PADA AKTIVITASNYA

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

 

Ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan mempengaruhi aktivitasnya. Jika ucapannya baik, maka akan tampak pada aktivitasnya. Demikian sebaliknya, jika ucapannya buruk, maka buruk pula aktivitasnya.

Yahya bin Katsir rahimahullah berkata :

مَا صَلَحَ مَنْطِقُ رَجُلٍ إِلَّا عَرَفْتُ ذَلِكَ فِيْ سَائِرِ عَمَلِهِ، وَلَا فَسَدَ مَنْطِقُ رَجُلٍ قَطُّ إِلَّا عَرَفْتُ ذَلِكَ فِيْ سَائِرِ عَمَلِهِ.

“Tidaklah aku menemui seorang yang baik ucapannya, melainkan akan tampak (kebaikan) dalam semua aktivitasnya. Dan tidaklah ada seorang yang jelek ucapannya, melainkan tampak pula (kejelekan) dalam semua aktivitasnya.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 242).

Jika ucapan telah diucapkan, maka seorang akan mengikuti ucapannya. Sedangkan jika ucapan belum diucapkan, maka orang tersebut yang mengendalikannya.

Abu Hatim bin Hibban Al-Busti rahimahullah berkata :

اَلْكَلِمَةُ إِذَا تَكَلَّمَ بِهَا مَلَكَتْهُ، وَإِنْ لَمْ يَتَكَلَمْ بِهَا مَلَكَهَا.

“Ucapan yang telah diucapkan, (maka seorang) akan mengikutinya, sedangkan ucapan yang belum diucapkan seorang (masih) mampu mengendalikannya.” (Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala hal. 47).

Setiap ucapan yang diucapkan oleh lisan akan diawasi oleh Malaikat.

Allah Ta’ala berfirman :

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ.

”Tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya ada (Malaikat) pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf : 18).

Marilah menjaga lisan kita sebagaimana hal itu adalah bukti keimanan kita, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata : “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara. Hal itu karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”. (Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala hal. 45).

Beliau juga berkata :

“Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi telinga dua buah, sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Seringkali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Dan menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan adalah lebih mudah dari pada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya. (Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala hal. 47)

Beliau juga berkata :

“Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia akan diam. Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya”. (Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala hal. 49)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat” (HR Bukhari dan Muslim).

Semoga kita mampu menjaga lisan kita, karena bahaya yg ditimbulkan akibat dari lisan yang tidak terjaga sangatlah besar. Wallahu a’lam []

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *