Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Rendah hati (tawadhu’) merupakan sifat mulia yang harus dimiliki oleh setiap mukmin secara umum dan para penuntut ilmu secara khusus.
Allah telah memerintahkan nabi Nya untuk memiliki sifat tawadhu’, lemah lembut sebagimana dalam Firman-Nya :
{وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (QS As Syu’ara : 215)
Allah sangat membenci sifat Takabbur dan tinggi hati, sebagaimana dalam Firman-Nya :
{وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ}
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS luqman : 18)
Umar bin Al khattab radhiyallahu ‘anhu berkata :
«تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ وَتَعَلَّمُوا لِلْعِلْمِ السَّكِينَةَ وَالْحِلْمَ وَتَوَاضَعُوا لِمَنْ تُعَلِّمُونَ وَتَوَاضَعُوا لِمَنْ تَعَلَّمُونَ مِنْهُ وَلَا تَكُونُوا جَبَابِرَةَ الْعُلَمَاءِ، فَلَا يَقُومُ عِلْمُكُمْ بِجَهْلِكُمْ»
“Pelajarilah ilmu, dan pelajarilah sikap tenang dan santun dalam mencari ilmu. Bersikaplah Tawadhu’ kepada orang yang yang belajar kepadamu, dan bersikaplah tawadhu’ kepada orang yang mengajarkan ilmu kepadamu. Janganlah kamu menjadi ulama yang arogan, karena tidak akan tegak ilmumu dengan sikap jahilmu”. (Jaami’u Bayanil ‘Ilmi Wa Fadhlih, Ibnu ‘Abdil Barr :1/135)
Mujahid rahimahullah berkata :
«لاَ يَتَعَلَّمُ العِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ»
“Tidak akan dapat belajar ilmu orang yang pemalu lagi pemalu”. (HR Al Bukhari : Kitab al ‘ilmi Bab : 50)
Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata :
«إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُحِبُّ الْعَالِمَ الْمُتَوَاضِعَ وَيُبْغِضُ الْعَالِمَ الْجَبَّارَ وَمَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ وَرَّثَهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ»
“Sesungguhnya Allah mencintai orang ‘alim yang tawadhu’ (rendah hati), dan membenci orang ‘alim yang sombong maka barang siapa yang tawadhu’ karena Allah maka Allah akan menganugerahkan hikmah (ilmu, pent)”. (Al Faqih wal Mutafaqih, Al Khatib Al Baghdadi 2/113)
Salah seorang penyair berkata :
العِلْمُ آفَاتُهُ اَلْإِعْجَابُ وَاْلغَضَبُ وَاْلمَالُ آفَاتُهُ التَّبْذِيْرُ وَالنَّهَبُ
“Petaka ilmu adalah bangga dan marah, sedangkan petaka harta adalah boros dan tamak”. (Jaami’u Bayanil ‘Ilmi Wa Fadhlih, Ibnu ‘Abdil Barr : 1/108)