ADAB MEMBACA AL QUR’AN – IKHLAS KETIKA MEMPELAJARI AL QUR’AN DAN MEMBACANYA

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Oleh karena membaca Al Qur’an merupakan amal ibadah yang diperuntukan hanya untuk Allah dan semua amal ibadah yang dilakukan seorang hamba untuk mendekatkan dirinya kepada Allah tanpa menjaga dua syarat yaitu ikhlas dan mutabaah maka amalannya tertolak.

قَالَ النَّوَوِيُّ : فَأَوَّلُ مَا يُؤْمَرُ بِهِ : الْإِخْلَاصُ فِيْ قِرَاءَتِهِ وَأَنْ يُرِيْدَ بِهَا اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَأَنْ لَا يُقْصَدَ بِهَا تَوْصِلًا إِلَى شَيْءٍ سِوَى ذَلِكَ

Imam An Nawawi rahimahullah berkata, “Maka yang pertama kali diperintahkan kepada seorang pembaca Al Qur’an adalah ikhlas ketika membacanya, dan hanya mengharap dengannya pahala dari Allah, tidak ada motivasi lain dalam membacanya selain hal itu,

وَأَنْ يَتَأَدَّبَ مَعَ الْقُرْآنِ وَيَسْتَحْضِرَ فِيْ ذِهْنِهِ أَنَّهُ يُنَاجِيْ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَيَتْلُوْ كِتَابَهُ، فَيَقْرَأْ عَلَى حَالِ مَنْ يَرَى اللهَ فَإِنَّهُ إِنْ لَمْ يَرَهُ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَرَاهُ ([ .الأذكار ص 160 . دار الهدى . ط. الثالثة 1410هـ]) .

Dan hendaknya beradab bersama Al Qur’an, menghadirkan dalam benaknya bahwasanya ia sedang bermunajat dengan Allah sedang membaca kitab-Nya (surat-Nya), maka ia membaca dengan kondisi seperti yang sedang melihat Allah, kalaupun ia tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatnya.”

وَهَذَا الَّذِيْ قَالَهُ النَّوَوِيُّ صَحِيْحٌ، فَإِنَّ مِنَ الْقُرَّاءِ مَنْ يَبْتَغِيْ بِقِرَاءَتِهِ صَرْفُ أَنْظَارِ النَّاسِ إِلَيْهِ وَالْاِقْبَالِ عَلَى مَجْلِسِهِ

Yang dikatakan Imam Nawawi adalah benar, karena banyak diantara pembaca Alquran yang mengharapkan perhatian manusia tertuju kepadanya, dan mengharapakan mereka ikut pengajiannya,

وَتَبْجِيْلِهِ وَتَوْقِيْرِهِ نَسْأَلُ اللهَ السَّلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ. وَكَفَى الْقَارِيْءُ زَجْراً أَنْ يَعْلَمَ عُقُوْبَةَ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ لِكَيْ يُقَالَ : قَارِيْءٌ.

menghormatinya, dan memuliakannya, kita memohon kepada Allah agar dijauhkan dari motivasi seperti ini dan cukuplah bagi seorang qori waspada terhadap siksa yang disediakan buat orang yang mempelajari Al Quran dengan niat ingin disebut qori.

فَقَدْ أَخْرَجَ مُسْلِمٌ فِيْ صَحِيْحِهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ،

Dan sungguh Imam Muslim telah meriwayatkan didalam kitab shahihnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya manusia pertama yang akan diadili pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid.

فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ،

Lalu didatangkanlah dia dan diperkenalkan kepada nikmat-nikmatnya dan diapun mengenalinya. Allah berfirman, “Apa yang kamu lakukan padanya? Dia menjawab, Aku berperang dijalan-Mu sehingga aku mati syahid”.

قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ،

Allah berfirman, kamu berdusta, kamu berperang agar kamu disebut sebagai orang yang pemberani. Dan itu telah kau dapatkan. Lalu diperintahkanlah (untuk dicampakan) lalu diseret diatas wajahnya hingga dicampakan didalam neraka.

وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ، وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ : فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ : تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ، وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ،

Dan seorang laki-laki yang mempelajari dan mengajarkan ilmu serta membaca Al Qur’an, maka diperlihatkanlah bacaannya dan dia diperkenalkan nikmat-nikmatnya, dan diapun mengenalnya, lalu ditanyakan : Apa yang kamu amalkan padanya? Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan aku ajarkan kepada orang lain, dan aku membaca Al Qur’an karena Mu.

قَالَ : كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ : هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ ([ . حديث (1905)]) .

Allah berfirman, “Kamu berdusta tetapi kamu mempelajari ilmu agar dikenal sebagai orang alim, dan kamu membaca Al Qur’an agar disebut qori, dan kamu sudah mendapatkan itu. Kemudian diperintahkan dengannya, lalu diseret diatas wajahnya, hingga dilemparkan kedalam neraka.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *