ADAB MEMBACA AL QUR’AN – DISUNNAHKAN TIDAK MEMBACA AL QUR’AN DIKALA MENGANTUK

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

وَالْأَصْلُ فِيْ ذَلِكَ قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حَدِيْثِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : «إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ، فَاسْتَعْجَمَ الْقُرْآنُ عَلَى لِسَانِهِ، فَلَمْ يَدْرِ مَا يَقُولُ، فَلْيَضْطَجِعْ» ([ . رواه مسلم (787) .]) .

Dalil dari masalah ini adalah sabda Rasulullah dari hadits Abu Hurairah : “Jika salah seorang dari kalian melaksanakan shalat malam kemudian lidahnya kaku untuk membaca Al Qur’an (karena ngantuk) dan dia tidak mengetahui apa yang ia baca maka tidurlah”

وَمَعْنَى اسْتَعْجَمَ الْقُرْآنَ عَلَيْهِ أَيْ اسْتَغْلَقَ وَلَمْ يَنْطَلِقْ بِهِ لِسَانُهُ لِغَلَبَةِ النُّعَاسِ قَالَهُ النَّوَوِيُّ ([ . شرح مسلم ( المجلد الثالث -6/62)]) .

Dan maknanya ista’jamal quranu adalah lidahnya tertutup dan tidak bisa mengucap (kaku) ini dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah,

وَعِلَّةُ الْإِمْسَاكِ عَنِ الْقِرَاءَةِ بَيَنَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ حَدِيْثِ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

Alasan menghentikan bacaan telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits dari ‘Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah bersabda,

«إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى وَهُوَ نَاعِسٌ لَعَلَّهُ يَذْهَبُ يَسْتَغْفِرُ، فَيَسُبُّ نَفْسَهُ» ([ . رواه مسلم (786)]) .

“Jika salah seorang dari kalian mengantuk ketika shalat, maka tidurlah hingga rasa kantuknya hilang. Karena apabila kalian shalat dalam keadaan mengantuk, bisa jadi ia ingin beristighfar tetapi mencela dirinya.”

وَهَذَا إِرْشَادٌ لَطِيْفٌ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّ الْإِنْسَانَ إِذَا نَعَسَ فَإِنَّهُ يَخْلِطُ فِيْ كَلَامِهِ، وَقَارِيْءُ الْقُرْآنِ وَالْمُصَلِّي أُمِرَا أَنْ يُمْسِكَا عَنِ الصَّلاَةِ وَالْقِرَاءَةِ،

Inilah bimbingan yang sangat indah dari nabi karena seseorang bila mengantuk, pembicaraannya akan ngelantur, pembaca Al Qur’an dan yang shalat diperintahkan untuk menghentikan bacaannya dan shalatnya

حَتَّى لَا يَدْعُوْ الْمُصَلِّي عَلَى نَفْسِهِ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُ، وَحَتَّى يُصَانَ الْقُرْآنُ عَنِ الهَذْرَمَةِ وَالْكَلَامِ الْمُعْجَمِ.

hingga dia tidak mendo’akan keburukan untuk dirinya tanpa sadar, dan agar Al Qur’an terjaga dari pembacaan kalam yang terlalu cepat dan kaku membacanya karena ngantuk.

فَائِدَةٌ : يَنْبَغِيْ لِلْقَارِيِءِ أَنْ يُمْسِكَ عَنِ الْقِرَاءَةِ إِذَا شَرَعَ فِيْ التَّثَاؤُبِ، لِأَنَّهُ لَوِ اسْتَمَرَّ فِيْ الْقِرَاءَةِ وَهُوَ فِيْ حَالِ تَثَاؤُبِهِ لِأَخْرَجَ كَلَامًا وَصَوْتًا مُزْعِجًا مُضَحِكًا؛ يُصَانُ كَلَامُ اللهِ عَنْهُ وَيُنَزَّهُ.

Faidah : Seorang pembaca Al Qur’an sebaiknya menghentikan bacaannya apabila mulai menguap, karena jika dia meneruskan bacaannya dan dia sedang menguap, akan keluarlah sebuah ucapan dan suara yang mengganggu yang menimbulkan tawa orang dan kalamullah harus dijaga dan dibersihkan dari hal itu.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *