Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
وَفِيْهِ حَدِيْثُ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا، فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى وَلْيَأْكُلْهَا،
Padanya ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Apabila makanan salah seorang dari kalian jatuh, maka ambillah dan bersihkanlah kotoran yang menempel, dan makanlah makanan itu,
وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ، وَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ بِالْمِنْدِيلِ حَتَّى يَلْعَقَ أَصَابِعَهُ، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ الْبَرَكَةُ»
jangan biarkan makanan itu dimakan oleh syetan jangan usap tangannya dengan saputangan (tisu) sehingga dia menjilat jarinya karena sesungguhnya ia tidak tahu keberkahan makanannya dibagian mana”
وَفِيْ رِوَايَةٍ : «إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ، حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ، فَإِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمُ اللُّقْمَةُ، فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ أَذًى،
Dalam satu Riwayat : “Sesungguhnya syetan hadir di setiap aktivitas salah seorang dari kalian, hingga syetan pun hadir ketika dia makan. Jika makanan kalian jatuh, maka ambillah dan bersihkanlah makanan itu dari kotoran,
ثُمَّ لِيَأْكُلْهَا، وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ، فَإِذَا فَرَغَ فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ تَكُونُ الْبَرَكَةُ» ([ . رواه مسلم(2033)، وأحمد(14218)]) .
Kemudian makanlah, dan jangan biarkan makanan itu di makan oleh syetan. Jika kalian selesai makan, jilatilah jari kalian, karena kalian tidak tahu pada makanan yang mana keberkahan itu ada.”
وَفِيْ هَذَا الْحَدِيْثِ فَوَائِدُ مِنْهَا : (1)-أَنَّ الشَّيْطَانَ يَتَرَبَّصُ بِالْإِنْسَانِ وَيُلَازِمُهُ
Pada hadits ini ada beberapa pelajaran : Pertama, sesungguhnya syetan selalu mengawasi manusia, senantiasa mengikutinya
وَيُحَاوِلُ النَّيْلَ مِنْهُ، وَيَرْغَبُ فِيْ مُشَارَكَتِهِ حَتَّى فِيْ أَكْلِهِ وَشُرْبِهِ.
dan selalu berusaha mendapatkannya, serta sangat suka bersama manusia hingga ketika seseorang makan dan minum
(2)-إِمَاطَةُ الْأَذَى مِنْ تُرَابٍ وَغَيْرِهِ عَنِ اللُّقْمَةِ السَّاقِطَةِ ثُمَّ أَكَلَهَا وَحِرْمَان الشَّيْطَان مِنْهَا؛ لِأَنَّهُ عَدُوٌّ، وَالْعَدُوُّ يَنْبَغِيْ حِرْمَانُهُ وَالتحرز منه.
Kedua, membersihkan kotoran berupa debu dan lain-lain dari wapan atau makanan yang jatuh dan memakannya agar syetan tidak memakan makanan itu. Karena syetan adalah musuh, dan seorang musuh tidak boleh diberikan apa pun dan harus berhati-hati terhadapnya.
(3)-أَنَّ بَرَكَةَ الطَّعَامِ قَدْ تَكُوْنُ فِيْ اللُّقْمَةِ السَّاقِطَةِ فَلَا يَفْرُطُ فِيْهَا.
Ketiga, bahwasanya keberkahan makanan boleh jadi pada makanan yang terjatuh, maka dalam hal ini tidak keterlaluan bila mengambil makanan yang jatuh itu.
(4)-أَنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ وَيُلَازِمُ الْإِنْسَانَ، وَلَا مَدْخَلَ لِلْعَقْلِ فِيْ إِنْكَارِ حُضُوْرِهِ، كَمَا يَزْعُمُ أَهْلُ الْعُقُوْلِ.
Keempat, bahwasanya syetan selalu hadir di mana saja manusia berada, dan akal tidak mungkin mencapainya untuk mengingkari keberadaannya. Sebagaimana yang disangka oleh orang-orang yang akalnya sakit.