Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
مُخَالِفَةً لِلْعَجَمِ فَإِنَّهَا مِنْ عَادَاتِهِمْ ([ . انظر إحياء علوم الدين للغزالي(2/11) دار الحديث ط. الأولى 1412هـ]) وَالْمُشَابَهَةُ مَنْهِيٌ عَنْهَا. قَالَ ابْنُ مُفْلِحٍ : قَالَ إِسْحَاقُ بْنُ إبْرَاهِيمَ
Untuk membedakan budaya orang-orang non-Muslim, bahwasanya mereka tidak berbicara saat makan.” Dan kita diperintahkan untuk berbeda dan tidak menyerupai mereka. Ibnu Muflih mengatakan bahwa Ishaq bin Ibrahim berkata,
تَعَشَّيْتُ مَرَّةً أَنَا وَأَبُو عَبْدِ اللَّهِ [أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ] وَقَرَابَةٌ لَهُ فَجَعَلْنَا لَا نَتَكَلَّمُ وَهُوَ يَأْكُلُ وَيَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَبِسْمِ اللَّهِ، ثُمَّ قَالَ أَكْلٌ وَحَمْدٌ خَيْرٌ مِنْ أَكْلٍ وَصَمْتٍ.
“Aku makan malam bersama Abu Abdillah (Ahmad bin Hanbal) dan seorang kerabatnya. Kami tidak berbincang-bincang ketika makan, dan dia sedang makan mengucapkan “alhamdulillah wabismillah (segala puji bagi Allah, dan dengan menyebut nama Allah). Kemudian dia berkata, “Makan dan pujian lebih baik daripada makan dan diam.”
وَلَمْ أَجِدْ عَنْ أَحْمَدَ خِلَافَ هَذِهِ الرِّوَايَةِ صَرِيحًا وَلَمْ أَجِدْهَا فِي كَلَامِ أَكْثَرِ الْأَصْحَابِ،
Dan aku -ibnu Muflih- tidak menemukan ada riwayat lain dari Imam Ahmad yang berbeda dengan ini. Dan aku juga tidak menemukan pada perkataan-perkataan sebagian besar ulama Hanbali.
وَالظَّاهِرُ أَنَّ أَحْمَدَ رَحِمَهُ اللَّهُ اتَّبَعَ الْأَثَرَ فِي ذَلِكَ فَإِنَّ مِنْ طَرِيقَتِهِ وَعَادَتِهِ تَحَرِّيَ الِاتِّبَاعِ ([ . الآداب الشرعية (3/163)])
Dan zahirnya adalah bahwasanya Imam Ahmad rahimahullah mengikuti atsar pada yang demikian itu, karena sesungguhnya di antara cara dan kebiasaannya selalu mengikuti sunnah.”