ADAB SAFAR – LARANGAN MEMBAWA ANJING DAN LONCENG KETIKA BEPERGIAN

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ اصْطِحَابِ الْكَلْبِ وَالْجَرَسِ فِيْ الْأَسْفَارِ، فَقَدْ رَوَى أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : «لاَ تَصْحَبُ الْمَلاَئِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلاَ جَرَسٌ». ([ . رواه مسلم(2113)، وأحمد(7512)، والترمذي(1703)، وأبو داود(2555)، والدارمي(2676)]) .

Rasulullah melarang seseorang yang hendak bepergian untuk membawa anjing dan lonceng. Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Malaikat tidak akan menemani sekelompok orang yang bepergian yang membawa anjing dan tidak pula lonceng.”

وَسَبَبُ النَّهْيِ عَنِ الْجَرَسِ لِأَنَّهَا مَزَاِمْيُر الشَّيْطَانِ جَاءَ ذَلِكَ مُصَرِّحاً عِنْدَ مُسْلِمٍ وَغَيْرِهِ مِنْ حَدِيْثِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ» ([ . رواه مسلم(2114)، وأحمد(8565)، وأبو داود(2556)]) .

Sebab pelarangan ini adalah karena lonceng merupakan seruling syaitan. Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim dan lainnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Lonceng adalah seruling syetan.”

قَالَ النَّوَوِيُّ : .. وَأَمَّا الْجَرَسُ فَقِيلَ سَبَبُ مُنَافَرَةِ الْمَلَائِكَةِ لَهُ أَنَّهُ شَبِيهٌ بِالنَّوَاقِيسِ أَوْ لِأَنَّهُ مِنَ الْمَعَالِيقِ الْمَنْهِيِّ عَنْهَا وَقِيلَ سَبَبُهُ كَرَاهَةُ صَوْتِهَا وَتُؤَيِّدُهُ رِوَايَةُ مَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ

Imam An-Nawawi berkata, “… Adapun lonceng, ada yang mengatakan, penyebab malaikat lari darinya adalah karena dia menyerupai lonceng besar, atau karena lonceng itu termasuk yang dilarang. Dan ada yang mengatakan, sebabnya adalah malaikat tidak suka suaranya. Dan ini diperkuat oleh hadits “Lonceng adalah seruling syetan’.”

وَأَمَّا الْكَلْبُ فَقَدِ اخْتُلِفَ فِي سَبَبِ النَّهْيِ عَنِ اصْطِحَابِهِ، فَقِيْلَ لِمَا كَانَ الْكَلْبُ مَنْهِياً عَنِ اقْتِنَائِهِ إِلَّا كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ صَيْدٍ

Adapun anjing, para ulama berbeda pendapat sebab pelarangan membawa anjing. Ada yang mengatakan, memelihara anjing adalah sesuatu yang dilarang -kecuali anjing buruan dan anjing yang menjaga rumah orang- yang membawa anjing dalam perjalanan

عُوقِبَ مُتَّخِذُهُ بِتَجَنُّبِ الْمَلَائِكَةِ عَنْ صُحْبَتِهِ فَحُرِمَ مِنْ بَرَكَتِهِمْ وَاسْتِغْفَارِهِمْ وَإِعَانَتِهِمْ عَلَى طَاعَةِ اللَّهِ وَقِيلَ لِكَوْنِهِ نَجَسًا وَاللهُ أَعْلَمُ. ([ . انظر عون المعبود. المجلد الرابع (7/162)]).

Dibalas dengan dijauhkan oleh para malaikat, diharamkan keberkahan, istighfar, dan pertolongan mereka untuk selalu dalam ketaatan kepada Allah. Dan ada yang mengatakan karena anjing itu najis. Wallahu a’lam.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *