ADAB TIDUR – MEMBACA AYAT KURSI

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Di antara tuntunan yang diajarkan oleh Nabi kita adalah bahwasanya beliau tidak tidur sebelum membaca beberapa ayat Al-Quran.

وَفِيْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ قَبْلَ النَّوْمِ حِفْظٌ لِلْمُسْلِمِ مِنْ تَلَاعُّبِ الشَّيْطَانِ بِهِ، وَأَصْدَقُ لِرُؤْيَاهُ.

Membaca Al Quran sebelum tidur dapat menjaga seorang muslim dari gangguan syetan dan membuat mimpinya lebih benar.

وَالْآثَارُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ هَذَا الْبَابِ كَثِيْرَةٌ وَمُتَنَوِّعَةٌ، وَسَوْفَ نَذْكُرُ مَا يَتَيَسَّرُ جَمْعُهُ.

Dan atsar-atsar dari Nabi dalam masalah ini sangat banyak dan bermacam-macam. Kami akan menyebutkan beberapa saja, di antaranya:

(أ)-قِرَاءَةُ آيَةِ الْكُرْسِيِّ. وَفِيْهِ قِصَّةُ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَعَ الَّذِيْ يَسْرِقُ مِنَ الزَّكَاةِ فَلَمَّا عَزَمَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ رفعه إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ

Membaca Ayat Kursi. Tentang hal ini, ada kisah Abu Hurairah bersama orang yang mencuri zakat. Ketika Abu Hurairah berjanji akan mengadukannya kepada Rasulullah orang itu berkata kepada Abu Hurairah,

دَعْنِي أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا قُلْتُ : مَا هُوَ؟ قَالَ : إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ : {اللهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ،

“Aku akan ajarkan kamu beberapa kalimat yang akan bermanfaat untukmu.” Aku -Abu Hurairah- menjawab, “Apakah itu?” Orang itu menjawab, “Jika kamu hendak tidur bacalah ayat kursi (Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya)), hingga akhir ayat.

فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ. قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ : فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ

Karena jika kamu membacanya, kamu senantiasa dijaga oleh Allah dan syetan sekali-kali tidak akan mendekatimu hingga pagi hari, lalu aku (Abu Hurairah) melepaskannya.”

فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ البَارِحَةَ»، قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِي كَلِمَاتٍ يَنْفَعُنِي اللَّهُ بِهَا، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ،

Ketika pagi hari tiba, Rasulullah bertanya kepadaku, “Apa yang dilakukan tawananmu semalam?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, dia menyangka kalau dia telah mengajarkanku beberapa kalimat yang akan bermanfaat untukku, maka aku melepaskannya.”

قَالَ : «مَا هِيَ»، قُلْتُ : قَالَ لِي : إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ : {اللهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}،

Rasulullah bertanya, “Kalimat apakah itu?” Aku menjawab, “Dia berkata, Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi dari pertama hingga akhir, (Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya),

وَقَالَ لِي : لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ وَكَانُوا أَحْرَصَ شَيْءٍ عَلَى الخَيْرِ

Dan dia berkata, ‘Kamu senantiasa akan dijaga oleh Allah dan syetan sekali-kali tidak akan mampu mendekatimu hingga pagi hari’.” (Dan para sahabat tentunya adalah orang yang paling giat melakukan kebajikan).

فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ» قَالَ : لاَ، قَالَ: «ذَاكَ شَيْطَانٌ» ([ رواه البخاري. في كتاب الوكالة/ باب . إذا وكل رجلاً فترك الوكيل شيئاً فأجازه الموكل فهو جائز…ثم ساق الحديث معلقاً، وهو موصول عند النسائي والإسماعيلي وأبو نعيم ..( انظر فتح الباري 4/569)])

Maka Nabi bersabda, “Dia telah jujur kepadamu, padahal dia adalah makhluk yang paling berdusta, kamu tahu siapa lawan bicaramu sejak tiga hari yang lalu wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab, “Tidak.” Rasulullah bersabda “Itu adalah syetan.”

(ب)-قِرَاءَةُ سُوْرَةِ الْإِخْلَاصِ وَالْمُعَوِّذَتَانِ وَالنَّفَثُ بِهَا. ([ النفث : أقل من التفل، لأن التفل لا يكون إلا معه شيءٌ من الريق؛ والنفث : شبيه بالنفخ؛ وقيل : هو التفل بعينه. (لسان العرب 2/195) مادة :(نفث)

An Nafatsu : lebih sedikit dari at-tafal karena at-tafal adalah tiupan yang tidak terjad kecuali disertai sedikit dari air ludah. Dan An Nafatsu serupa dengan tiupan, dan dikatakan, An Nafatsu adalah tafal itu sendiri (Lisan Al-Arab, 2/195), akar kata: Nafatsa.])

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *