Oleh : Abu Ibrohim Muhammad Ali dan Abu Ghozie As Sundawie
4. Menghidupkan Sepuluh Malam yang Akhir (Malam-malam Lailatul Qadar)
Menghidupkan sepuluh malam yang akhir maksudnya adalah bersungguh-sungguh meningkatkan ritme ibadah pada sepuluh malam yang akhir, dibandingkan malam-malam sebelumnya di bulan Ramadhan. Hikmahnya adalah agar mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan (lihat QS Al-Qadar: 3). Kebaikan Lailatul Qadar akan didapatkan seseorang bila dia mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai macam ibadah yang disyari’atkan.
Dari ‘Aisyah g ia mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
“Jika tiba sepuluh hari yang terakhir, beliau menghidupkan malam hari (untuk beribadah), beliau membangunkan keluarganya dan bersungguh-sungguh (beribadah) serta mengencangkan kainnya”(HR Bukhari: 1920, Muslim: 1174)
Dari Ibnu Umar f, dia berkata bahwa Rasulullah k bersabda:
الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي
“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir. Jika salah satu diantara kalian tidak mampu melakukannya, maka jangan lewatkan tujuh malam yang tersisa” (HR Bukhari: 1911, Muslim: 1165)
Bersambung