JANGAN HINAKAN DIRIMU

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

 

Umat Islam itu mulia, umat yang ditinggikan derajatnya oleh Allah Ta’ala dengan sebab keimanannya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
(QS Ali Imran : 139)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman :

وَجَاهِدُوا فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan”
(QS Al Hajj : 78)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

وَلِلهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
(QS Al Munafiqun : 8)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.”
(Fâthir : 10)

Ayat-ayat diatas menunjukan betapa Allah Subhanahu wata’ala telah memuliakan umat islam dengan keimannnya, maka mengapa mereka menghinakan diri dengan ikut ikutan perayaan perayaan kafir yang bukan dari islam? mana kemuliaanmu, mana ‘Izzahmu sebagai seorang mu’min? umat islam itu seharusnya mewarnai bukan diwarnai, mempengaruhi bukan dipengaruhi, memberi contoh bukan ikut ikutan gaya hidup sebuah kaum yang Allah sebutkan mereka seperti binatang ternak bahkan lebih sesat dari binatang.

Allah Ta’ala berfirman tentang orang orang kafir :

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً

atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
(QS Al Furqan : 44)

Kita dilarang bertasyabbuh dengan mereka sebagaimana dalam riwayat Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا، لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا النَّصَارَى

Bukan golongan kami orang yang menyerupai golongan lain (kaum kafir) janganlah kalian menyerupai kaum Yahudi jangan pula kaum Nasrani.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

أَنَّ الْمُشَابَهَةَ فِي الْأُمُورِ الظَّاهِرَةِ تُورِثُ تَنَاسُبًا وَتَشَابُهًا فِي الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَلِهَذَا نُهِينَا عَنْ مُشَابَهَةِ الْكُفَّارِ

“Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan. Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir” (Majmu’ Al Fatawa, 22 :154)

Di tempat lain dalam Majmu’ Al Fatawa, beliau berkata,

فَإِذَا كَانَ هَذَا فِي التَّشَبُّهِ بِهِمْ وَإِنْ كَانَ مِنْ الْعَادَاتِ فَكَيْفَ التَّشَبُّهُ بِهِمْ فِيمَا هُوَ أَبْلَغُ مِنْ ذَلِكَ؟!

“Jika dalam perkara adat (kebiasaan) saja kita dilarang tasyabbuh dengan mereka, bagaimana lagi dalam perkara yang lebih dari itu?!” (Majmu’ Al Fatawa, 25 / 332)

Demikian semoga bermanfaat.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *