Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie
Di antara adab yang wajib dipegang oleh pencari ilmu syar’i adalah menyebarkan ilmu bagi manusia, jangan menyembunyikannya dari mereka, jangan bakhil dengan ilmunya.
Allah memberi peringatan tegas terhadap orang yang menyembunyikan ilmu, dan mengancamnya dengan hukuman.
Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَـئِكَ يَلعَنُهُمُ اللّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati,” (Al Baqarah 159)
Ad Dhahak bin Muzahim rahimahullah mengatakan :
أَوَّلُ بَابٍ مِنَ الْعِلْمِ : الصَّمْتُ وَالثَّانِي : اسْتِمَاعُهُ وَالثَّالِثُ : الْعَمَلُ بِهِ وَالرَّابِعُ : نَشْرُهُ وَتَعْلِيمُهُ
“Pintu pertama ilmu adalah diam, yang kedua mendengarkannya, yang ketiga mengamalkannya, dan yang keempat menyebarkannya dan mengajarkannya”. (Al Jaami’ Li Akhlaqir Raawi Wa Adabis Saami’, Al Khatib Al Baghdadi 1/194)
Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah mengatakan :
مَنْ بَخِلَ بِعِلْمِهِ ابْتُلِيَ بِثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ يَنْسَاهُ وَلَا يَحْفَظُ، وَإِمَّا أَنْ يَمُوتَ وَلَا يَنْتَفِعُ بِهِ، وَإِمَّا أَنْ تَذْهَبَ كُتُبُهُ
“Orang yang kikir dengan dengan ilmunya akan terkena tiga musibah : Ia mati kemudian ilmunya hilang, atau ia lupa ilmunya, atau ia mengekor kepada penguasa”. (Al Jaami’ Li Akhlaqir Raawi Wa Adabis Saami’, Al Khatib Al Baghdadi 1/324)