ADAB TIDUR – MEMBACA DO’A DAN DZIKIR

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

مِنْ هَدْيِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ نَوْمِهِ أَنَّهُ كَانَ يَدْعُوْ بِكَلِمَاتٍ يَخْتِمُ بِهَا لَيْلَتَهُ قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

Di antara tuntunan Rasulullah ketika tidur beliau membaca do’a untuk menutup malamnya. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah bersabda,

«مَنْ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ تَعَالَى فِيهِ إِلَّا كَانَ عَلَيْهِ تِرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ إِلَّا كَانَ عَلَيْهِ تِرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ» ([ رواه أبو داود( 5059) وصححه الألباني .
])

“Siapa yang tidur tanpa berdzikir kepada Allah, di akhirat dia akan kekurangan dan merugi. Dan siapa yang duduk di dalam majelis yang tidak disebut padanya nama Allah, di hari kiamat dia akan kekurangan dan merugi.”

وَمَنْ نَظَرَ فِيْ دُعَائِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ نَوْمِهِ يَجِدْ أَنَّهُ اشْتَمَلَّ عَلَى مَعَانِي عَظِيْمَةٍ وَجَلِيْلَةٍ،

Dan orang yang memperhatikan do’a-do’a yang dibaca oleh Rasulullah ketika hendak tidur, dia akan menemukan bahwa pada do’a-do’a itu mencakup makna-makna yang agung dan mulia.

فَفِيْهِ التَّوْحِيْدُ بِأَقْسَامِهِ، وَفِيْهِ إِظْهَارُ الْفَقْرِ بَيْنَ يَدَيْ اللهِ، وَفِيْهِ سُؤَالُ الْمَغْفِرَةِ وَالتَّوْبَةِ وَالْإِنَابَةِ وَالْوِقَايَةِ مِنَ الْعَذَابِ الْأُخْرَوِيِّ

Di dalamnya ada ketauhidan dengan macam-macamnya, padanya ada rasa butuh yang mendalam di hadapan Allah, Dan di dalamnya ada permohonan ampunan, pertaubatan, kembali kepada-Nya, dan perlindungan dari adzab di akhirat.

وَفِيْهِ الْاِسْتِعَاذَةُ بِاللهِ مِنَ النَّفْسِ وَالشَّيْطَانِ، وَفِيْهِ حَمْدُهُ عَلَى نِعَمِهِ، وَغَيْرُ ذَلِكَ مِنَ الْمَعَانِي الَّتِيْ لَا يَتَّسِعُ الْمَقَامُ لِحَصْرِهَا.

Di dalamnya ada do’a-do’a itu juga terdapat perlindungan dari nafsu dan syetan. Dan di dalamnya ada puji-pujian atas segala nikmat yang diberikan. Dan makna-makna lainnya yang tidak dapat diungkapkan di sini karena keterbatasannya.

وَسَوْفَ نَذْكُرُ بَعْضاً مِنْ أَدْعِيَّتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكَيْ يَسْتَفِيْدَ مِنْهَا رَاغِبٌ الْاِسْتِزَادَةَ مِنَ الْخَيْرِ، وَالْمُوَفِقُ مَنْ سَبَقَ إِلَى الْخَيْرَاتِ .

Dan kami akan menyebutkan sebagian do’a yang dibaca oleh Rasulullah agar pembaca dapat mengambil faidah darinya.

أ- قول : «اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ». عَنْ حَفْصَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

[a] Membaca: “Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksa-Mu, di hari Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu.” Dari Hafshah -istri Nabi- bahwasanya Rasulullah

كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ، وَقَالَ : اللهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ ثَلَاثَ مِرَارٍ ([ رواه أحمد(25926)، وأبو داود(5045) واللفظ له، وصححه الألباني دون لفظ ( ثلاث مرار). ورواه الترمذي(3398)، وأحمد(22733) من من رواية حذيفة بن اليمان .
])

Apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya. Kemudian beliau membaca, ‘Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksa-mu, di hari engkau bangkitkan hamba-hamba-mu’ —tiga kali—.” (diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, At-tirmidzi, dan hudzaifah)

ب- قول : «بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا». عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ : بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا ([ رواه البخاري(6312)، وأحمد(22760)، والترمذي(3417)، وأبو داود(5049)، وابن ماجه(3880).
])

[b] Membaca : “Dengan nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Nabi apabila mendatangi tempat tidurnya, beliau membaca do’a, “Dengan nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup’.”

ت- قول : «اللهُمَّ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ»

[c] Membaca “Ya Allah, Engkau yang menciptakan jiwaku dan Engkau pula yang mewafatkannya, demi Engkau mati dan hidupnya. Jika Engkau biarkan ia hidup, maka peliharalah, dan jika Engkau wafatkan, maka ampunilah dosa-dosanya. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keselamatan kepada-Mu.”

فعن عبد الله بن عمر-رضي الله عنهما- أَنَّهُ أَمَرَ رَجُلًا، إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ قَالَ : «اللهُمَّ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا،

Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya dia memerintahkan seorang lelaki yang hendak tidur untuk membaca: “Ya Allah, Engkau yang menciptakan jiwaku dan Engkau pula yang mewafatkannya, demi Engkau mati dan hidupnya. Jika Engkau biarkan dia hidup, maka peliharalah

وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : أَسَمِعْتَ هَذَا مِنْ عُمَرَ؟ فَقَالَ : مِنْ خَيْرٍ مِنْ عُمَرَ، مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ([ رواه مسلم (2712)، وأحمد(5478)
])

Dan jika Engkau wafatkan, maka ampunilah dosa-dosanya. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keselamatan kepada-Mu.’ Laki-laki itu bertanya, “Apakah kamu mendengar ini dari Umar?” Ibnu Umar menjawab, “(Aku mendengarnya) dari orang yang lebih baik dari Umar, yaitu Rasulullah

ث- قول : (بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ ) .

[d] Membaca: “Dengan menyebut nama-Mu Ya Allah aku tidur, dan dengan menyebut nama-Mu pula aku bangun. Jika Engkau ambil nyawaku, maka kasihilah ia, dan jika Engkau lepaskan nyawaku, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih .”

روى أبو هريرة-رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيَضْطَجِعْ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ

Diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah bersabda, “Jika salah seorang dari kalian hendak tidur, maka bersihkanlah tempat tidurnya dengan ujung kainnya bagian atas, karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ia berbaring padanya, kemudian bacalah:

ثُمَّ لِيَقُلْ : بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ ([ رواه البخاري(6320)، ومسلم(2714)، وأحمد(7313)، والترمذي(3401)، وأبو داود(5050) واللفظ له، وابن ماجه(3874)،والدارمي(2684)])

‘Dengan menyebut nama-Mu ya Allah aku tidur, dan dengan menyebut nama-Mu pula aku bangun. Jika Engkau ambil nyawaku, maka kasihilah ia, dan jika Engkau lepaskan nyawaku, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih .”

ج- قول: «اللهُمَّ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الْأَرْضِ، رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ر رَبُّنَا وَرَبُّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ» .

[e] Membaca : Ya Allah, Tuhan Yang Menciptakan langit, bumi, dan Arsy yang agung.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ-قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَأْمُرُنَا إِذَا أَخَذْنَا مَضْجَعَنَا، أَنْ نَقُولَ : «اللهُمَّ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الْأَرْضِ، رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ،

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah memerintahkan kita apabila mau membaringkan pembaringan kita untuk membaca : “Ya Allah, Tuhan Yang Menciptakan langit, bumi, dan Arsy yang agung.

رَبُّنَا وَرَبُّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ

Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Yang Menumbuhkan butir buah-buahan dan biji tumbuh-tumbuhan. Yang Menurunkan Taurat, Injil, dan Al-Furqan.

أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا، أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ،

Hamba berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan makhluk yang Engkau pegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau adalah Yang Awal, maka tidak ada sesuatu pun sebelum Engkau. Dan Engkau adalah Yang Akhir, maka tidak ada sesuatu pun setelah Engkau.

وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ» ([ رواه مسلم (2713)، وأحمد(8737)، والترمذي(3400)، وأبو داود(5051)، وابن ماجه(3831)
])

Engkau Yang Zahir, tidak ada sesuatu pun di atas Engkau. Dan Engkau Yang Batin, tidak ada sesuatu pun di bawah Engkau. Tunaikanlah hutang kami dan cukupkanlah kami dari kefakiran.”

ح-قول : ( اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ».

[f] Membaca : Ya Allah, Yang Menciptakan langit dan bumi …

فَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِكَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ إِذَا أَصْبَحْتُ، وَإِذَا أَمْسَيْتُ،

Maka dari Abu Hurairah bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata kepada Rasulullah “Perintahkanlah aku untuk membaca beberapa kalimat yang kuucapkan ketika pagi dan sore hari.”

قَالَ : «قُلِ : اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ،

Rasulullah menjawab, “Bacalah: Ya Allah, Yang Menciptakan langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui baik yang gaib maupun yang nyata. Tuhan segala sesuatu dan Yang Memilikinya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau.

أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ» «قَالَ» قُلْهَا إِذَا أَصْبَحْتَ، وَإِذَا أَمْسَيْتَ، وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ ([ رواه أبو داود(5067) وصححه الألباني، وأحمد(7901)، والترمذي(3392)، والدارمي(2689)
])

Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan syetan dan kesyirikannya. ‘Rasulullah bersabda, “Bacalah do’a ini di pagi hari, sore hari, dan ketika engkau hendak tidur’.”

خ- قول: «الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا، وَكَفَانَا وَآوَانَا، فَكَمْ مِمَّنْ لَا كَافِيَ لَهُ وَلَا مُؤْوِيَ»

Membaca: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan, minum dan mencukupi serta memberi tempat tinggal kami…

رَوَى أَنَسٌ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، قَالَ : «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا، وَكَفَانَا وَآوَانَا، فَكَمْ مِمَّنْ لَا كَافِيَ لَهُ وَلَا مُؤْوِيَ» ([ رواه مسلم(2715)، وأحمد(12142)، والترمذي(3396)، وأبو داود(5053).
])

“Anas bin Malik meriwayatkan bahwasanya Rasulullah apabila menuju tempat tidurnya beliau membaca, “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan, minum, dan mencukupi serta memberi tempat tinggal kami.’ Berapa banyak orang yang tidak memiliki kecukupan dan tidak pula tempat tinggal.”

د- التَّسْبِيْحُ وَالتَّحْمِيْدُ ثَلَاثاً وَثَلَاثِيْنَ، وَالتَّكْبِيْرُ أَرْبَعاً وَثَلَاثِيْنَ .

Membaca tasbih Subahanallah (Mahasuci Allah), tahmid Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) sebanyak 33 kali. Dan membaca takbir Allahu akbar (Allah Mahabesar) sebanyak 34 kali.

عَنْ عَلِيٍّ : أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ شَكَتْ مَا تَلْقَى فِي يَدِهَا مِنَ الرَّحَى،

“Dari Ali bahwasanya Fathimah radhiyallahu ‘anha mengadukan tangannya yang kasar karena menggiling (gandum)

فَأَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْأَلُهُ خَادِمًا فَلَمْ تَجِدْهُ، فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لِعَائِشَةَ، فَلَمَّا جَاءَ أَخْبَرَتْهُ،

Dia mendatangi Nabi meminta seorang pembantu dan Fathimah tidak mendapatkannya. Maka, dia menceritakan hal itu kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha. Ketika Nabi datang maka Aisyah menyampaikannya

قَالَ : فَجَاءَنَا وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا، فَذَهَبْتُ أَقُومُ، فَقَالَ: «مَكَانَكِ» فَجَلَسَ بَيْنَنَا حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى صَدْرِي، فَقَالَ :

Ali melanjutkan : Kemudian beliau datang kepada kami ketika kami tengah berbaring (di tempat tidur), maka akupun bangkit berdiri, namun beliau bersabda: ‘Tetaplah pada tempat kalian berdua.’ Kemudian beliau duduk di samping kami sampai aku merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau, lalu beliau bersabda:

«أَلاَ أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ؟ إِذَا أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا، أَوْ أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا،

‘Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pelayan, apabila kalian berdua hendak tidur

فَكَبِّرَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَسَبِّحَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَاحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، فَهَذَا خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ» ([ رواه البخاري(6318)، ومسلم(2727)، وأحمد(605)، والترمذي(3408)، وأبو داود(2988)، والدارمي(2685)])

maka bertakbirlah kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali, bertasbihlah sebanyak tiga puluh tiga kali dan bertahmidlah sebanyak tiga puluh empat, dan ini semua lebih baik buat kalian berdua dari seorang pelayan.’

ذ-قول: («بِسْمِ اللَّهِ وَضَعْتُ جَنْبِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَأَخْسِئْ شَيْطَانِي، وَفُكَّ رِهَانِي، وَاجْعَلْنِي فِي النَّدِيِّ الْأَعْلَى») .
عَنْ أَبِي الْأَزْهَرِ الْأَنْمَارِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ قَالَ : «بِسْمِ اللَّهِ وَضَعْتُ جَنْبِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَأَخْسِئْ شَيْطَانِي، وَفُكَّ رِهَانِي، وَاجْعَلْنِي فِي النَّدِيِّ الْأَعْلَى» ([ رواه أبو داود(5054) وصححه الألباني .])
كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم يَذكُرُ اللهَ تعالى في كلِّ حينٍ، وعلى كلِّ حالٍ؛ في الصَّباحِ وفي المساءِ، وفي الاستيقاظِ وإذا أخَذَ مَضْجعَه للنَّومِ.
وفي هذا الحديثِ: أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم “كان إذا أخَذَ مَضْجَعَه”، أي: أراد أن يَنامَ بالليل وأخَذَ مكانَ النَّومِ، قالَ: “بِسمِ اللهِ”، أي: مُستَعينًا باللهِ، ومستصحِبًا لقُدرتِه في حِفْظي، “وضَعتُ جَنْبي”، أي: باسمِ اللهِ وضَعتُ بدَني على الفِراشِ، وباسمِ اللهِ وضَعتُ جَنبي على حالٍ يُقوِّيني ويُمكِّنُني مِن عبادتِه، مصاحبًا لاسمِه أو متبرِّكًا به، “اللَّهمَّ اغفِرْ لي ذَنْبي”، ولعلَّ مَقصودَه صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم مِن ذلك تَعليمُ أمَّتِه التَّوبةَ مِن الذُّنوبِ وطلَبَ المغفرةِ مِن اللهِ؛ لأنَّ اللهَ قد غفَر له ما تقَدَّم مِن ذَنبِه وما تأخَّر، وناسَبَ أن يَختِمَ يومَه بسُؤالِ الغُفرانِ؛ فيَكونَ خَتْمُ صحيفةِ عمَلِه طلَبَ المغفرةِ.
وأَخْسِئْ شَيطاني”، أيِ: ادفَعْه بالذِّلَّةِ واطرُدْه عنِّي، “وفُكَّ رِهاني”، والرِّهانُ هو ما يُجعَلُ وثيقةً في الدَّينِ، والمرادُ: خلِّصْ نَفْسي مِن عِقالِ ذُنوبي، وخلِّصْ رقَبتي عن كلِّ حقٍّ عليَّ، ومن عقابِ ما اقتَرَفتُ مِن الأعمالِ الَّتي لا تَرْضاها بالعَفوِ عنها، أو خلِّصْها مِن ثِقَلِ التَّكاليفِ بالتَّوفيقِ للإتيانِ بها، والرِّهانُ مِن الحبسِ؛ لأنَّ نفسَ الإنسانِ مرهونةٌ ومحبوسةٌ بعَمَلِها؛ لقولِه تعالى: {كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ} [الطور: 21]، ولقولهِ صلَّى اللهُ علَيْه وسلَّم: «نَفسُ المؤمنِ مُرتهَنةٌ بدَينِه»، أي: مَحبوسةٌ عَن مُقامِها الكريمِ حتَّى يُقضَى عنه دَينُه، “واجعَلْني في النَّدِيِّ الأعلى”، أي: في المَجلِسِ الأعلى معَ الملائكةِ المقرَّبين.
وفي الحديثِ: الحثُّ على ذِكْرِ اللهِ على كلِّ حالٍ، والاستعانةُ به في الحفظِ مِن الشَّيطانِ.
وفيه: بيانُ سُنَّةِ النَّبيِّ صلَّى الله عليه وسلَّم في أذكارِه عندَ النَّومِ.
ر- قول : ( «أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ، مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ»)
لمن يشتكي الفزع في نومه . فَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَلِّمُهُمْ مِنَ الْفَزَعِ كَلِمَاتٍ: «أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ»

“Dari Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwasanya Rasulullah mengajarkan mereka apa, bila mereka merasa takut untuk membaca, “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya dan dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan syetan serta kehadiran mereka terhadapku’.

وعند أحمد بلفظ : (كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعلمنا كلمات نقولها عند النوم من الفزع : بسم الله أعوذ بكلمات الله التامات … الحديث ) ([ رواه أبو داود(3893) وحسنه الألباني، ورواه أحمد(6657)، والترمذي(3528)
])

Dan menunut riwayat Ahmad: “Rasulullah mengajarkan beberapa kalimat yang kami dapat baca ketika ada perasaan takut ketika hendak tidur, (yang artinya): “Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna …”

ز- قول : (اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ) .

Membaca : “Ya Allah, aku menyerahkan jiwaku kepada-Mu dan menghadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan berlindung kepada-Mu, karena penuh harap juga takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat berlari kecuali kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada-Mu dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan. Dan dengan Nabi-Mu yang Engkau utus.’

عَنِ البَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ،

Dari Bara’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kamu hendak tidur, berwudhulah seperti berwudhu untuk shalat lalu berbaringlah di atas sisi kanan kalian, kemudian bacalah,

ثُمَّ قُلْ : اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ،

Ya Allah, aku menyerahkan jiwaku kepada-Mu dan menghadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan berlindung kepada-Mu, karena penuh harap juga takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat berlari kecuali kepada-Mu.

اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ، فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ، فَأَنْتَ عَلَى الفِطْرَةِ، وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِهِ “.

Ya Allah, aku beriman kepada-Mu dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan. Dan dengan Nabi-Mu yang Engkau utus.’ Jika kamu wafat pada malam itu, kamu berada dalam keadaan fitrah, dan jadikanlah do’a ini akhir dari ucapan yang keluar dari lisanmu

قَالَ : فَرَدَّدْتُهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا بَلَغْتُ: اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، قُلْتُ: وَرَسُولِكَ، قَالَ: «لاَ، وَنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ» ([ رواه البخاري (247)، ومسلم (2710)، وأحمد (18044)، والترمذي (3394)، وأبو داود (5046)، وابن ماجه (3876)، والدارمي (2683)
])

Al barra’ berkata, “Akupun mengulangnya dihadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu ketika sampai pada lafadz Ya Allah aku telah beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, aku merubahnya dengan mengatakan : Dan beriman kepada Rasul-Mu, maka Rasulullah bersabda : Tidak, tapi beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus”

فائدة : عن شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ،

Faidah : Dari Syaddad bin Aus dari Nabi bersabda, “Tuannya kalimat istighfar adalah “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan melainkan Engkau. Engkau menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu,

وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ،

Aku tetap pada ikatan dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang kuperbuat,

أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Aku mengakui segala nikmat yang Engkau berikan kepadaku, dan aku mengakui bahwa aku banyak dosa, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa, dosa kecuali Engkau.’

قَالَ : «وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ،

Rasulullah bersabda, “Siapa yang membacanya di siang hari dengan penuh keyakinan, dan dia wafat pada hari itu, maka dia akan masuk surga.

وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ» ([ رواه البخاري(6306)، وأحمد(16662)، والترمذي(3393)، والنسائي(5522)
])

Dan siapa yang membacanya di malam hari dengan penuh keyakinan, kemudian dia wafat pada malam itu, dia akan masuk surga’.”

وَهَذَا مِنْ فَضْلِ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ، عَمَلٌ يَسِيْرٌ وَأَجْرٌ كَبِيْرٌ. وَلِذَا لَا يَنْبَغِيْ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُفَرِّطَ فِيْ هَذَا الدُّعَاءِ فِيْ يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ

Ini adalah anugerah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman, sebuah amalan yang mudah tetapi pahalanya sungguh besar. Oleh karena itu, seorang Muslim seyogyanya jangan melewatinya untuk selalu membacanya di siang dan malam hari,

وَلِيُوَاظِبَ عَلَيْهِ مَعَ اسْتِحْضَارِ شَرْطِهِ، حَتَّى يَفُوْزَ بِجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، اللَّهُمْ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ نَكُوْنَ مِنْ أَهْلِ جَنَّتِكَ، الَّذِيْنَ رَضِيْتَ عَنْهُمْ وَأَرْضَيْتَهُمْ. آمِيْنٌ .

Dan membiasakannya dengan menjaga syarat-syaratnya hingga dia memperoleh anugerah yang besar, yaitu surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu, jadikanlah kami penghuni surga-Mu yang Engkau ridhai mereka dan membuat mereka rela terhadap-Mu. Aamiin.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *