ADAB MASJID – DIANJURKAN MEMAKAI BAJU YANG BAGUS KETIKA SHALAT JUM’AT DAN HARI RAYA

Oleh : Ustadz Abu Ghozie As Sundawie

Seorang muslim dianjurkan memakai baju yang bagus dan indah ketika shalat Jum’at, shalat Idul Fitri, dan Idul Adha. Karena memakai baju yang bagus di waktu tersebut dianjurkan dalam syariat.

يَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ مَا حَدَثَ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فَقَالَ : أَنَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ، رَأَى حُلَّةً سِيَرَاءَ عِنْدَ بَابِ المَسْجِدِ،

Sebagaimana yang ditunjukkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Bahwasanya Umar bin Khaththab melihat kain sutra bergaris di pintu masjid

فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوِ اشْتَرَيْتَ هَذِهِ، فَلَبِسْتَهَا يَوْمَ الجُمُعَةِ وَلِلْوَفْدِ إِذَا قَدِمُوا عَلَيْكَ،

lalu berkata, “Wahai Rasulullah, kalau saja engkau membeli ini lalu engkau kenakan di hadapan kaum muslimin di hari Jum’at dan untuk menemui tamu utusan (delegasi) yang datang kepadamu.”

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذِهِ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ فِي الآخِرَةِ»…الحديث) ([ . رواه البخاري (886)، ومسلم (2068)، وأحمد (4699)، والنسائي (1382)، وأبو داود (1076)، وابن ماجة (3591)، ومالك (1705)]).

Rasulullah bersabda, ‘Yang memakai ini hanyalah orang yang tidak mempunyai bagian untuk memakainya di akhirat…’.”

وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يُنْكِرْ عَلَى عُمَرَ اتِّخَاذَ الْحُلَّةِ الْجَمِيْلَةِ لِلْجُمُعَةِ وَعِنْدَ اسْتِقْبَالِ الْوُفُوْدِ

Dan Nabi tidak mengingkari pendapat Umar, yaitu memakai baju yang bagus ketika shalat Jum’at dan ketika menghadap delegasi-delegasi yang mendatangi beliau.

إِنَّمَا أَنْكَرَ لُبْسَ مِثْلَ هَذِهِ الْحُلَّةِ الَّتِيْ فِيْهَا الْحَرِيْرَ فَبِهَذَا يُعْلَمُ أَنَّ التَّجَمُّلَ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيْدَيْنِ وَلِلْوُفُوْدِ مَرْغُوْبٌ فِيْهِ.

Akan tetapi, Rasulullah melarang mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra. Berdasarkan hadits ini, bahwasanya berhias diri untuk melaksanakan shalat Jum’at, hari raya Idul Fitri, dan Idul Adha serta menyambut para utusan adalah dianjurkan.

وَمِنَ الزِّيْنَةِ أَنْ يَمُسَّ الْقَادِمُ إِلَى الْجُمُعَةِ مِنَ الطِّيْبِ أَوِ الدُّهْنِ، وَفِيْهِ تَرْغِيْبٌ عَظِيْمٌ.

Dan termasuk berhias adalah memakai wangi-wangian sebelum pergi ke masjid di hari Jum’at. Dan hal itu sangat dianjurkan.

فَقَدْ رَوَى سَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :

Salman Al-Farisi meriwayatkan bahwasanya Nabi bersabda,

«لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الجُمُعَةِ، وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ، أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ،

“Tidaklah seorang lelaki yang mandi di hari Jum’at dan bersuci semampu dia, lalu memakai minyak rambut atau dia memakai minyak wangi di rumahnya, kemudian mendatangi masjid, dia tidak memisahkan antara dua orang,

ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ، إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجُمُعَةِ الأُخْرَى» ([ . رواه البخاري (883)، وأحمد(23198)، والنسائي (1403)، والدارمي (1541)]).

kemudian dia shalat yang diwajibkan padanya, kemudian dia diam mendengarkan imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya antara Jum’at hari itu dan Jum’at kemarin.”

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *